Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok, PDI-P, dan Jalan Terjal Menuju Pilkada 2024 di DKI serta Sumut

Kompas.com - 28/05/2024, 12:45 WIB
Muhammad Isa Bustomi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Nama Basuki Tjahja Purnama atau Ahok telah santer terdengar sejak beberapa waktu terakhir untuk maju dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024.

Mantan Bupati Bangka Belitung yang merupakan kader dari PDI-P itu digadang-gadang akan maju untuk menjadi bakal calon (bacalon) gubernur DKI pada Pilkada DKI 2024.

Sinyal untuk menjadi calon orang nomor satu di DKI kian menguat setelah Ahok membeberkan gagasan menyelesaikan permasalahan Ibu Kota dalam channel YouTube pribadinya.

Namun, meski belum ada kepastian pencalonan bacagub DKI, kini nama Ahok justru digadang-gadang dipersiapkan untuk maju pada Pilkada Sumatera Utara (Sumut) 2024.

Baca juga: Bobby Nasution Tak Masalah Ahok Jadi Lawan di Pilkada Sumut

Terhadang kasus lama

Pengamat politik, Ujang Komarudin, mengatakan, Ahok sulit untuk bertarung pada Pilkada DKI 2024 karena ada satu permasalahan masa lalu yang masih menjadi kontroversi.

"Ahok kalau di DKI agak berat, agak sulit. kenapa? di DKI itu kan Ahok pernah kalah. Lalu mohon maaf ya, dia juga pernah tersangkut kasus pidana. Ada sisi minus atau yang kurang dari pak ahok. itu sebagai sebuah kenyataan di politik," kata Ujang dalam Obrolan Newsroom Kompas.com, dikutip Selasa (28/5/2024).

Menurut Ujang, Ahok juga harus berhadapan dengan nama-nama potensial yang disebut akan maju menjadi bakal calon orang nomor satu di Jakarta, salah satunya Anies Baswedan.

"Atau nanti lawan diendors atau yang didukung oleh Koalisi Indonesia Maju, ini juga agak berat, atau sulit untuk bisa memenangkan pertarungan di Jakarta," ucap Ujang.

Baca juga: Pengamat: Jika Ahok Diperintahkan PDI-P Maju Pilkada Sumut, Suka Tak Suka Harus Nurut

Tak miliki rekam jejak politik

Jalan terjal dan berliku juga menghadang Ahok jika tetap dimajukan oleh PDI Perjuangan pada Pilkada Sumut 2024. Bertarung untuk menduduki kursi nomor satu di Sumut dinilai akan lebih sulit dan kecil kemungkinan untuk menang.

"Di Sumut lebih parah lagi, karena di sana Pak Ahok kan tidak pernah bantu masyarakat Sumut, kemudian juga tidak ada ikatan emosional," kata Ujang.

Belum lagi, kata Ujang, Ahok akan berhadapan dengan mantu Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang juga digadang-gadang akan maju di Pilkada Sumut 2024 setelah tak lagi menjadi wali kota Medan.

Baca juga: Terkait Dorongan ke Pilkada Sumut, Pengamat: Ahok Digunakan PDI-P buat Pusat Pemberitaan

Adapun Bobby sendiri saat ini telah bergabung ke Gerindra yang menjadi partai pemimpin dari momen Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

"Saya membacanya harus dimenangkan oleh kubu Koalisi Indonesia Maju. Artinya harus dimenangkan oleh pemerintah. Mereka tidak akan melepas itu," ucap Ujang.

"Makannya itu tadi di Sumut kemungkinan besar adalah Bobby yang akan dimenangkan pada kubu Koalisi Indonesia Maju. Karena Bobby kan maju ke Gerindra," imbuhnya.

Selain itu, Ujang menduga Ahok hanya untuk menjadi pusat pemberitaan oleh PDI-P. Dengan begitu pemberitaan terkait Pilkada 2024 tak akan lepas menyebut partainya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Suasana Mencekam di Pasar Minggu Sore Ini, Dua Ormas Bentrok Lempar Batu dan Helm

Suasana Mencekam di Pasar Minggu Sore Ini, Dua Ormas Bentrok Lempar Batu dan Helm

Megapolitan
PKB Usung Supian Suri pada Pilkada Depok 2024 karena Hasil 'Survei Langitan'

PKB Usung Supian Suri pada Pilkada Depok 2024 karena Hasil "Survei Langitan"

Megapolitan
Marak Penjarahan Aset di Rusunawa Marunda, Pengelola Ungkap Tak Ada CCTV di Sana

Marak Penjarahan Aset di Rusunawa Marunda, Pengelola Ungkap Tak Ada CCTV di Sana

Megapolitan
Gang Venus Tambora Terlalu Padat Penduduk, Pemerintah Diminta Relokasi Warga ke Rusun

Gang Venus Tambora Terlalu Padat Penduduk, Pemerintah Diminta Relokasi Warga ke Rusun

Megapolitan
Demi Berkurban Sapi, Sugito Pedagang Siomay Menabung Dua Bulan Sebelum Idul Adha

Demi Berkurban Sapi, Sugito Pedagang Siomay Menabung Dua Bulan Sebelum Idul Adha

Megapolitan
Truk Sampah di Kota Bogor Disebut Tak Dapat Peremajaan Bertahun-tahun, padahal Berusia Tua

Truk Sampah di Kota Bogor Disebut Tak Dapat Peremajaan Bertahun-tahun, padahal Berusia Tua

Megapolitan
Pengelola Rusunawa Marunda Bakal Pasang Alat Kontrol Patroli untuk Cegah Penjarahan Berulang

Pengelola Rusunawa Marunda Bakal Pasang Alat Kontrol Patroli untuk Cegah Penjarahan Berulang

Megapolitan
Menunggu Berjam-jam di Masjid Istiqlal, Warga Kecewa Tak Ada Pembagian Daging Kurban

Menunggu Berjam-jam di Masjid Istiqlal, Warga Kecewa Tak Ada Pembagian Daging Kurban

Megapolitan
Sugito Tak Masalah Dapat Daging Kurban Sedikit: Yang Penting Orang di Lingkungan Kita Bisa Makan

Sugito Tak Masalah Dapat Daging Kurban Sedikit: Yang Penting Orang di Lingkungan Kita Bisa Makan

Megapolitan
Warga Jakbar Datang ke Masjid Istiqlal Berharap Kebagian Daging Kurban: Di Rumah Cuma Dapat 2 Ons

Warga Jakbar Datang ke Masjid Istiqlal Berharap Kebagian Daging Kurban: Di Rumah Cuma Dapat 2 Ons

Megapolitan
PKB Terbitkan SK Usung Supian Suri pada Pilkada Depok 2024

PKB Terbitkan SK Usung Supian Suri pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Pisau JF untuk Tusuk Tetangganya yang Ganggu Anjing Semula untuk Ambil Rumput

Pisau JF untuk Tusuk Tetangganya yang Ganggu Anjing Semula untuk Ambil Rumput

Megapolitan
Diduga Sakit, Pria Lansia Ditemukan Meninggal di Kamar Kos Bogor

Diduga Sakit, Pria Lansia Ditemukan Meninggal di Kamar Kos Bogor

Megapolitan
Pria Tewas Tertabrak KRL di Bogor, Identitas Korban Terungkap dari Buku Tabungan

Pria Tewas Tertabrak KRL di Bogor, Identitas Korban Terungkap dari Buku Tabungan

Megapolitan
Keamanan CFD Jakarta akan Diperketat Buntut Penjambretan Viral

Keamanan CFD Jakarta akan Diperketat Buntut Penjambretan Viral

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com