Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga di Pondok Aren Mengaku Tak Bisa Tidur Usai Temukan Mayat di Toren Air Rumahnya

Kompas.com - 28/05/2024, 22:03 WIB
Abdul Haris Maulana

Editor

TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Sutrisno (46), warga Gang Samid Sian, RT 03/RW 01, Pondok Aren, Tangerang Selatan, mengaku tak bisa tidur usai mengetahui toren air di rumahnya terdapat mayat tetangganya, Devi Karmawan (27), yang sudah membusuk.

“Sampai enggak bisa tidur saya,” kata Sutrisno saat ditemui di tempat kejadian perkara (TKP), Selasa (28/5/2024).

Apa yang dialami oleh Sutrisno bukannya tanpa alasan.

Baca juga: Terkejutnya Sutrisno Temukan Mayat Laki-laki Bertato di Dalam Toren Air Rumahnya

Sebab, ia dan keluarga sempat menggunakan air yang berasal dari toren air rumahnya untuk kebutuhan sehari-hari sebelum mengetahui ada mayat Devi di dalam toren air.

“Sempat pakai mandi, gosok gigi, wudhu juga,” ujar Sutrisno.

Adapun penemuan mayat Devi bermula saat istri Sutrisno mengeluhkan soal airnya yang terasa bau dan tampak keruh pada Minggu (26/5/2024)

Istri Sutrisno meminta suaminya untuk menguras toren. Namun, dia menolak karena baru beberapa waktu lalu menguras toren.

Di lain hari, yakni Senin (27/5/2024), aroma air di rumah Sutrisno mulai sangat tidak sedap dan terasa licin.

Oleh karena itu, Sutrisno dan mertuanya, Abu Suud (60), mengecek toren yang ada di belakang rumah dengan melewati kediaman tetangga.

Baca juga: Ada Mayat Pria Dalam Toren di Pondok Aren, Pemilik Rumah Sempat Pakai Air untuk Mandi

Mengingat usia Abu yang telah senja, Sutrisno lebih dulu mengecek toren dengan memutar penutup penampun air itu sebanyak dua sampai tiga kali putaran.

“Sebelum buka, ditutup toren itu ada lalat hijau, cuma ada tiga atau berapa (lalat). Saya buka, dua sampai tiga putaran. Pas dibuka, 'wah, ini mah bukan bangkai yang saya curigai (cicak)',” ujar Sutrisno.

Sebab, bangkai yang ia kira binatang cicak ini berukuran sebesar bantal tidur.

“Langsung ngomong ke bapak. 'Pak, itu bukan bangkai cicak seperti yang saya curigai, sebesar bantal'. Terus, bapak saya ke atas. Dibuka tuh sama bapak saya, 'wah, ini bangkai orang',” tutur dia.

“Kaget saya langsung. 'Ini di sini (punggung) ada tato, terus ada kelihatan kuping sama rambut', 'yang benar pak?', 'iya ini bangkai orang'. Terus saya teriak, saya suruh turun,” imbuh Sutrisno.

(Penulis: Baharudin Al Farisi | Editor: Ambaranie Nadia Kemala Movanita)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Bentrok Dua Ormas di Pasar Minggu Mereda Usai Polisi Janji Tangkap Terduga Pelaku Pembacokan

Bentrok Dua Ormas di Pasar Minggu Mereda Usai Polisi Janji Tangkap Terduga Pelaku Pembacokan

Megapolitan
Tak Mau Sukses Sendiri, Perantau Asal Gunung Kidul Gotong Royong Bangun Fasilitas di Kampung

Tak Mau Sukses Sendiri, Perantau Asal Gunung Kidul Gotong Royong Bangun Fasilitas di Kampung

Megapolitan
Kisah Dian, Seniman Lukis Piring yang Jadi Petugas Kebersihan demi Kumpulkan Modal Sewa Lapak

Kisah Dian, Seniman Lukis Piring yang Jadi Petugas Kebersihan demi Kumpulkan Modal Sewa Lapak

Megapolitan
Sempat Sidak Alun-alun Bogor, Pj Wali Kota Soroti Toilet hingga PKL di Trotoar

Sempat Sidak Alun-alun Bogor, Pj Wali Kota Soroti Toilet hingga PKL di Trotoar

Megapolitan
Kisah Dian Bertahan Jadi Pelukis Piring, Karya Ditawar Murah hingga Lapak Diganggu Preman

Kisah Dian Bertahan Jadi Pelukis Piring, Karya Ditawar Murah hingga Lapak Diganggu Preman

Megapolitan
Dua Ormas Bentrok hingga Lempar Batu-Helm, Lalin Jalan TB Simatupang Sempat Tersendat

Dua Ormas Bentrok hingga Lempar Batu-Helm, Lalin Jalan TB Simatupang Sempat Tersendat

Megapolitan
Kisah Perantau Bangun Masjid di Kampung Halaman dari Hasil Kerja di Tanah Perantauan

Kisah Perantau Bangun Masjid di Kampung Halaman dari Hasil Kerja di Tanah Perantauan

Megapolitan
Uniknya Seni Lukis Piring di Bekasi, Bermodalkan Piring Melamin dan Pensil Anak SD

Uniknya Seni Lukis Piring di Bekasi, Bermodalkan Piring Melamin dan Pensil Anak SD

Megapolitan
Sapi Kurban Mengamuk Saat Hendak Disembelih di Tangsel, Rusak Tiga Motor Warga

Sapi Kurban Mengamuk Saat Hendak Disembelih di Tangsel, Rusak Tiga Motor Warga

Megapolitan
Suasana Mencekam di Pasar Minggu Sore Ini, Dua Ormas Bentrok Lempar Batu dan Helm

Suasana Mencekam di Pasar Minggu Sore Ini, Dua Ormas Bentrok Lempar Batu dan Helm

Megapolitan
PKB Usung Supian Suri pada Pilkada Depok 2024 karena Hasil 'Survei Langitan'

PKB Usung Supian Suri pada Pilkada Depok 2024 karena Hasil "Survei Langitan"

Megapolitan
Marak Penjarahan Aset di Rusunawa Marunda, Pengelola Ungkap Tak Ada CCTV di Sana

Marak Penjarahan Aset di Rusunawa Marunda, Pengelola Ungkap Tak Ada CCTV di Sana

Megapolitan
Gang Venus Tambora Terlalu Padat Penduduk, Pemerintah Diminta Relokasi Warga ke Rusun

Gang Venus Tambora Terlalu Padat Penduduk, Pemerintah Diminta Relokasi Warga ke Rusun

Megapolitan
Demi Berkurban Sapi, Sugito Pedagang Siomay Menabung Dua Bulan Sebelum Idul Adha

Demi Berkurban Sapi, Sugito Pedagang Siomay Menabung Dua Bulan Sebelum Idul Adha

Megapolitan
Truk Sampah di Kota Bogor Disebut Tak Dapat Peremajaan Bertahun-tahun, padahal Berusia Tua

Truk Sampah di Kota Bogor Disebut Tak Dapat Peremajaan Bertahun-tahun, padahal Berusia Tua

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com