Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keluh Pegawai Swasta di Jakarta Soal Iuran Tapera, Bikin Gaji Makin Menipis...

Kompas.com - 29/05/2024, 17:57 WIB
Abdul Haris Maulana

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Wacana pemotongan gaji pekerja sebesar tiga persen untuk iuran Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera) mendapat penolakan dari sejumlah pegawai swasta di wilayah Jakarta.

Mereka merasa kebijakan tersebut malah akan semakin mengurangi penghasilan setiap bulan.

Selain itu, mereka juga menganggap kebijakan tersebut masih belum begitu jelas manfaatnya, terlebih bagi orang yang sudah memiliki rumah.

Baca juga: Keberatan soal Iuran Tapera, Karyawan Keluhkan Gaji Pas-pasan Dipotong Lagi

Sangat keberatan

Melda (27), salah satu pegawai swasta di Jakarta Selatan, mengaku sangat keberatan dengan iuran Tapera.

Melda mengatakan, dirinya mendapat gaji sebesar Rp 5 juta setiap bulan. Jika jumlah tersebut dipotong 3 persen, itu membuat gajinya berkurang Rp 150.000 sehingga ia hanya akan menerima Rp 4.850.000.

“Kalau diwajibkan kena potong, ya gue juga enggak setuju sih. Itu keberatan banget,” ujar Melda saat dihubungi melalui telepon pada Rabu (29/5/2024) pagi.

Melda mengaku bahwa saat ini ia memprioritaskan penghasilannya per bulan untuk investasi dan memenuhi kebutuhan keluarga.

Oleh sebab itu, Melda keberatan jika gajinya harus dipakai untuk iuran Tapera lantaran ia tidak punya keinginan untuk membeli rumah.

Baca juga: Keberatan Soal Iuran Tapera, Pegawai: Pusing, Gaji Saya Sudah Kebanyakan Potongan

“Enggak ada (keinginan untuk beli rumah) dan enggak kepengin. Karena orangtua gue ada rumah tiga. Tiap anak dapat satu rumah,” jelas Melda.

Hal senada dengan Melda juga disampaikan oleh Eduard (29), karyawan swasta di Jakarta Selatan

Ia merasa keberatan jika gajinya harus dipotong sebesar tiga persen setiap bulan. Apalagi, saat ini ia harus menanggung banyak kebutuhan tidak hanya untuk dirinya sendiri, melainkan juga keluarganya.

"Mungkin kalau perusahaan tidak begitu terasa dampaknya. Tapi buat saya, karyawan dengan gaji pas-pasan merasa sangat berat dengan adanya pemotongan 3 persen ini. Terlebih, implementasinya enggak bakal nambah gaji kan, jadi tetap dipotong 3 persen," ucapnya saat dihubungi, Rabu

Menurut Eduard, iuran Tapera membuat kondisi keuangannya berada dalam ancaman.

"Kebutuhan juga banyak, apalagi enggak semua orang menggunakan gajinya itu untuk keperluan sendiri. Ada yang membiayai keluarga, mungkin ada biaya untuk anak, atau orangtua yang masih harus dibiayai," ujar dia.

Baca juga: Protes Iuran Tapera, Karyawan Swasta: Kami Sudah Banyak Potongan!

Terlalu banyak potongan gaji

Riza (27), pegawai salah satu pabrik di Jakarta Barat juga mengaku keberatan dengan iuran Tapera setiap bulan.

Halaman:


Terkini Lainnya

Kisah Dian Bertahan Jadi Pelukis Piring, Karya Ditawar Murah hingga Lapak Diganggu Preman

Kisah Dian Bertahan Jadi Pelukis Piring, Karya Ditawar Murah hingga Lapak Diganggu Preman

Megapolitan
Dua Ormas Bentrok hingga Lempar Batu-Helm, Lalin Jalan TB Simatupang Sempat Tersendat

Dua Ormas Bentrok hingga Lempar Batu-Helm, Lalin Jalan TB Simatupang Sempat Tersendat

Megapolitan
Kisah Perantau Bangun Masjid di Kampung Halaman dari Hasil Kerja di Tanah Perantauan

Kisah Perantau Bangun Masjid di Kampung Halaman dari Hasil Kerja di Tanah Perantauan

Megapolitan
Uniknya Seni Lukis Piring di Bekasi, Bermodalkan Piring Melamin dan Pensil Anak SD

Uniknya Seni Lukis Piring di Bekasi, Bermodalkan Piring Melamin dan Pensil Anak SD

Megapolitan
Sapi Kurban Mengamuk Saat Hendak Disembelih di Tangsel, Rusak Tiga Motor Warga

Sapi Kurban Mengamuk Saat Hendak Disembelih di Tangsel, Rusak Tiga Motor Warga

Megapolitan
Suasana Mencekam di Pasar Minggu Sore Ini, Dua Ormas Bentrok Lempar Batu dan Helm

Suasana Mencekam di Pasar Minggu Sore Ini, Dua Ormas Bentrok Lempar Batu dan Helm

Megapolitan
PKB Usung Supian Suri pada Pilkada Depok 2024 karena Hasil 'Survei Langitan'

PKB Usung Supian Suri pada Pilkada Depok 2024 karena Hasil "Survei Langitan"

Megapolitan
Marak Penjarahan Aset di Rusunawa Marunda, Pengelola Ungkap Tak Ada CCTV di Sana

Marak Penjarahan Aset di Rusunawa Marunda, Pengelola Ungkap Tak Ada CCTV di Sana

Megapolitan
Gang Venus Tambora Terlalu Padat Penduduk, Pemerintah Diminta Relokasi Warga ke Rusun

Gang Venus Tambora Terlalu Padat Penduduk, Pemerintah Diminta Relokasi Warga ke Rusun

Megapolitan
Demi Berkurban Sapi, Sugito Pedagang Siomay Menabung Dua Bulan Sebelum Idul Adha

Demi Berkurban Sapi, Sugito Pedagang Siomay Menabung Dua Bulan Sebelum Idul Adha

Megapolitan
Truk Sampah di Kota Bogor Disebut Tak Dapat Peremajaan Bertahun-tahun, padahal Berusia Tua

Truk Sampah di Kota Bogor Disebut Tak Dapat Peremajaan Bertahun-tahun, padahal Berusia Tua

Megapolitan
Pengelola Rusunawa Marunda Bakal Pasang Alat Kontrol Patroli untuk Cegah Penjarahan Berulang

Pengelola Rusunawa Marunda Bakal Pasang Alat Kontrol Patroli untuk Cegah Penjarahan Berulang

Megapolitan
Menunggu Berjam-jam di Masjid Istiqlal, Warga Kecewa Tak Ada Pembagian Daging Kurban

Menunggu Berjam-jam di Masjid Istiqlal, Warga Kecewa Tak Ada Pembagian Daging Kurban

Megapolitan
Sugito Tak Masalah Dapat Daging Kurban Sedikit: Yang Penting Orang di Lingkungan Kita Bisa Makan

Sugito Tak Masalah Dapat Daging Kurban Sedikit: Yang Penting Orang di Lingkungan Kita Bisa Makan

Megapolitan
Warga Jakbar Datang ke Masjid Istiqlal Berharap Kebagian Daging Kurban: Di Rumah Cuma Dapat 2 Ons

Warga Jakbar Datang ke Masjid Istiqlal Berharap Kebagian Daging Kurban: Di Rumah Cuma Dapat 2 Ons

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com