Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Mayat Dalam Toren, Bandar Narkoba yang Kabur dari Kejaran Polisi

Kompas.com - 29/05/2024, 18:28 WIB
Baharudin Al Farisi,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

 TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Kapolsek Pondok Aren Kompol Bambang Askar Sodiq menyatakan bahwa Devi Karmawan alias DK (27), semula hendak ditangkap polisi terkait kasus narkoba sebelum akhirnya ditemukan tewas di dalam toren.

Penangkapan terhadap Devi, pria yang berperan sebagai bandar narkoba jaringan lapas, merupakan pengembangan kasus yang melibatkan kurir bernama Abdul Aziz alias AA pada Sabtu (27/5/2024).

“Kemungkinan seperti itu (menghindari penangkapan), mengingat AA menunjukkan rumah kosongnya di mana dan posisinya, pada saat mau ke rumah kosong itu, kami melewati rumahnya DK,” kata Bambang saat ditemukan di Polsek Pondok Aren, Rabu (29/5/2024).

“Kami waktu itu belum tahu rumahnya DK, yang diketahui kami itu rumah kosong,” ujar Bambang melanjutkan.

Baca juga: Polisi: Mayat Dalam Toren di Pondok Aren adalah Bandar Narkoba

Untuk diketahui, rumah kosong yang lokasinya dekat dengan kediaman Devi disebut sebagai tempat Devi, Azis, Perong (DPO) dan Dwi (DPO) menggunakan narkoba.

Meski tidak menemukan keberadaan Devi di rumah kosong tersebut, polisi membawa AA untuk menunjukkan kediaman Perong dan Dwi.

“(Perong dan Dwi) belum kami dapatkan, semua kami jadikan DPO, termasuk pada saat itu juga setelah kami mengetahui di rumahnya si DK kosong. Ya kita balik kanan,” kata Bambang.

Dua hari kemudian, Devi ditemukan tewas dalam toren di salah satu rumah warga pada Senin (28/5/2024).

Penemuan mayat bermula saat warga bernama Sutrisno bersama mertuanya, Abu Suud (60), mengecek toren di belakang rumah pada Senin (27/5/2024).

Baca juga: Duka Darmiyati, Anak Pamit Beli Kopi lalu Ditemukan Tewas Dalam Toren Tetangga 2 Hari Setelahnya

Pengecekan ini mereka lakukan setelah air di kamar mandi Sutrisno mengeluarkan aroma tidak sedap, keruh, licin, dan sedikit berbusa.

Mengingat Abu sudah berusia senja, Sutrisno pun memanjat penopang toren berbahan besi. Saat itu, dia memastikan, kondisi toren masih tertutup rapat.

“(Posisi toren) terkunci pada umumnya, tertutup. Saya buka penutup torennya itu dua sampai tiga kali putaran,” ungkap Sutrisno.

Saat pertama kali membuka penutupnya, aroma tak sedap menyeruak. Sekilas, Sutrisno melihat ke dalam toren ada sebuah benda seperti bantal.

Sutrisno pun turun dan digantikan oleh Abu. Tanpa ragu, Abu membuka penutup toren lebar-lebar dan ternyata di dalam terdapat pria yang sudah tidak bernyawa.

Kini, Devi telah dikebumikan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Pondok Jaya, Selasa (28/5/2024).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cerita Ahok Ingin Reklamasi 17 Pulau di Utara Jakarta Agar Pemprov DKI Bisa Raup Pendapatan Rp 127,5 Triliun

Cerita Ahok Ingin Reklamasi 17 Pulau di Utara Jakarta Agar Pemprov DKI Bisa Raup Pendapatan Rp 127,5 Triliun

Megapolitan
Rayakan HUT Jakarta ke-497, TMII Bagi-bagi Roti Buaya ke Pengunjung

Rayakan HUT Jakarta ke-497, TMII Bagi-bagi Roti Buaya ke Pengunjung

Megapolitan
DPRD DKI Soroti Kemacetan dan Banjir di Jakarta Saat Rapat Paripurna

DPRD DKI Soroti Kemacetan dan Banjir di Jakarta Saat Rapat Paripurna

Megapolitan
Anies dan Ahok Tak Hadiri Rapat Paripurna HUT ke-497 Jakarta

Anies dan Ahok Tak Hadiri Rapat Paripurna HUT ke-497 Jakarta

Megapolitan
Sejarah Pulau Bidadari, Dahulu Tempat Menampung Orang Sakit yang Kini Jadi Destinasi Memesona

Sejarah Pulau Bidadari, Dahulu Tempat Menampung Orang Sakit yang Kini Jadi Destinasi Memesona

Megapolitan
Heru Budi Minta Warga Gunakan Hak Pilihnya pada Pilkada Jakarta 2024

Heru Budi Minta Warga Gunakan Hak Pilihnya pada Pilkada Jakarta 2024

Megapolitan
Daftar 34 Ruas Jalan yang Ditutup Saat Jakarta International Marathon

Daftar 34 Ruas Jalan yang Ditutup Saat Jakarta International Marathon

Megapolitan
Ahok Ucapkan Selamat Ultah untuk Jakarta, Ungkit Sosok untuk Mengurus Warga

Ahok Ucapkan Selamat Ultah untuk Jakarta, Ungkit Sosok untuk Mengurus Warga

Megapolitan
Tawuran Pecah di Jatinegara Saat Momen HUT Ke-497 Jakarta

Tawuran Pecah di Jatinegara Saat Momen HUT Ke-497 Jakarta

Megapolitan
Transportasi Massal Lawas di Jakarta yang Kini Telah Punah...

Transportasi Massal Lawas di Jakarta yang Kini Telah Punah...

Megapolitan
Ditanya Soal Kandidat Cagub DKI, Heru Budi: Kandidatnya Bagus, Mudah-mudahan Pilihan Rakyat yang Terbaik

Ditanya Soal Kandidat Cagub DKI, Heru Budi: Kandidatnya Bagus, Mudah-mudahan Pilihan Rakyat yang Terbaik

Megapolitan
Absen Perayaan HUT Jakarta di PRJ Saat Ada Anies Baswedan, Heru Budi: Saya Rapat sampai Malam

Absen Perayaan HUT Jakarta di PRJ Saat Ada Anies Baswedan, Heru Budi: Saya Rapat sampai Malam

Megapolitan
Hari Ini HUT Jakarta, Masuk Monas Gratis hingga ke Museum dan Cawan

Hari Ini HUT Jakarta, Masuk Monas Gratis hingga ke Museum dan Cawan

Megapolitan
Heru Budi: Tahun Ini Ultah Terakhir Jakarta dengan Status Ibu Kota

Heru Budi: Tahun Ini Ultah Terakhir Jakarta dengan Status Ibu Kota

Megapolitan
Kaesang Sebut Dirinya dan Anies Berbeda, Anies: Saya Hormati Pandangan Beliau

Kaesang Sebut Dirinya dan Anies Berbeda, Anies: Saya Hormati Pandangan Beliau

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com