Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keluarga Akseyna Minta Polisi "Update" Perkembangan Kasus Tiap 6 Bulan

Kompas.com - 07/06/2024, 21:31 WIB
Dinda Aulia Ramadhanty,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Pihak keluarga meminta kepolisian untuk memperbarui perkembangan kasus kematian Akseyna Ahad Dori, mahasiswa jurusan Biologi Universitas Indonesia (UI) yang ditemukan tewas mengambang di Danau Kenanga, Maret 2015.

Hal itu disampaikan dalam agenda audiensi yang dihadiri keluarga Akseyna, Polres Metro Depok, pihak UI, dan BEM UI pada Senin (3/6/2024).

"Keluarga meminta dukungan moril dan juga update (kasus) secara berkala dari kepolisian setiap 3-6 bulannya," kata Kepala Departemen Aksi dan Propaganda BEM UI 2024 Rafid, saat dihubungi Kompas.com, Jumat (6/6/2024).

Perkembangan kasus akan dikabari secara berkala melalui SP2HP (Surat Pemberitahuan Perkembangan Hasil Penyelidikan).

Baca juga: BEM UI: Polisi Akui Sempat Ada Satu Nama Terduga Pelaku Kasus Kematian Akseyna

"Penyampaian SP2HP secara berkala, kemudian melakukan investigasi berkelanjutan dengan dukungan ahli dan pemeriksaan saksi tambahan," terang Rafid.

Permintaan ini didasari dari komunikasi tertutup antara keluarga Akseyna, baik dengan kepolisian ataupun pihak kampus.

"(Mereka) meminta (polisi) segera menuntaskan dengan serius, terutama kepada UI karena selama ini upaya komunikasi mereka selalu tertutup," jelas Rafid.

"Berkali-kali (keluarga) membuka komunikasi ke UI tapi hanya memberikan tanggapan yang tidak sesuai dengan harapannya," tambahnya.

Baca juga: Audiensi Polisi dengan UI dan Keluarga Akseyna Digelar atas Permohonan BEM

Menyikapi hal itu, BEM UI akan mengawal keberlangsungan penyelidikan ulang kasus Akseyna hingga tuntas.

"Karena ini merupakan tanggung ajwab mereka dan juga sebagai penuntasan janji-janjinya yang telah diucapkan," tutur Rafid.

Sebelumnya diberitakan, polisi melakukan audiensi bersama pihak UI dan keluarga Akseyna Ahad Dori membahas perkembangan penanganan kasus kematian mahasiswa jurusan Biologi itu.

"Yang kita sampaikan adalah pertama, kejadian ini sudah memakan waktu kurang lebih sembilan tahun. Tentu, kami tidak melakukan penyidikan dari awal, karena sudah ada tindakan-tindakan penyidikan di awal dan kami tinggal melanjutkan," kata Kapolres Metro Depok Kombes (Pol) Arya Perdana, Rabu (5/6/2024).

Baca juga: 9 Tahun Misteri Kematian Akseyna Mahasiswa UI, Polisi Lanjutkan Penyelidikan

Arya mengaku menemui sejumlah kendala untuk mengukap kasus tersebut. Namun, dia tak mengungkapkan secara rinci apa kendala yang dihadapi penyidik.

"Cuma dalam prosesnya, tentu penyidikan yang dilakukan di awal ini tidak sempurna, itulah sebabnya (kasus ini) masih belum terungkap," tutur Arya.

"Maka kami berupaya menyempurnakan dengan mengoreksi penyidikan terdahulu dengan keadaan sekarang," tambahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Uniknya Seni Lukis Piring di Bekasi, Bermodalkan Piring Melamin dan Pensil Anak SD

Uniknya Seni Lukis Piring di Bekasi, Bermodalkan Piring Melamin dan Pensil Anak SD

Megapolitan
Sapi Kurban Mengamuk Saat Hendak Disembelih di Tangsel, Rusak Tiga Motor Warga

Sapi Kurban Mengamuk Saat Hendak Disembelih di Tangsel, Rusak Tiga Motor Warga

Megapolitan
Suasana Mencekam di Pasar Minggu Sore Ini, Dua Ormas Bentrok Lempar Batu dan Helm

Suasana Mencekam di Pasar Minggu Sore Ini, Dua Ormas Bentrok Lempar Batu dan Helm

Megapolitan
PKB Usung Supian Suri pada Pilkada Depok 2024 karena Hasil 'Survei Langitan'

PKB Usung Supian Suri pada Pilkada Depok 2024 karena Hasil "Survei Langitan"

Megapolitan
Marak Penjarahan Aset di Rusunawa Marunda, Pengelola Ungkap Tak Ada CCTV di Sana

Marak Penjarahan Aset di Rusunawa Marunda, Pengelola Ungkap Tak Ada CCTV di Sana

Megapolitan
Gang Venus Tambora Terlalu Padat Penduduk, Pemerintah Diminta Relokasi Warga ke Rusun

Gang Venus Tambora Terlalu Padat Penduduk, Pemerintah Diminta Relokasi Warga ke Rusun

Megapolitan
Demi Berkurban Sapi, Sugito Pedagang Siomay Menabung Dua Bulan Sebelum Idul Adha

Demi Berkurban Sapi, Sugito Pedagang Siomay Menabung Dua Bulan Sebelum Idul Adha

Megapolitan
Truk Sampah di Kota Bogor Disebut Tak Dapat Peremajaan Bertahun-tahun, padahal Berusia Tua

Truk Sampah di Kota Bogor Disebut Tak Dapat Peremajaan Bertahun-tahun, padahal Berusia Tua

Megapolitan
Pengelola Rusunawa Marunda Bakal Pasang Alat Kontrol Patroli untuk Cegah Penjarahan Berulang

Pengelola Rusunawa Marunda Bakal Pasang Alat Kontrol Patroli untuk Cegah Penjarahan Berulang

Megapolitan
Menunggu Berjam-jam di Masjid Istiqlal, Warga Kecewa Tak Ada Pembagian Daging Kurban

Menunggu Berjam-jam di Masjid Istiqlal, Warga Kecewa Tak Ada Pembagian Daging Kurban

Megapolitan
Sugito Tak Masalah Dapat Daging Kurban Sedikit: Yang Penting Orang di Lingkungan Kita Bisa Makan

Sugito Tak Masalah Dapat Daging Kurban Sedikit: Yang Penting Orang di Lingkungan Kita Bisa Makan

Megapolitan
Warga Jakbar Datang ke Masjid Istiqlal Berharap Kebagian Daging Kurban: Di Rumah Cuma Dapat 2 Ons

Warga Jakbar Datang ke Masjid Istiqlal Berharap Kebagian Daging Kurban: Di Rumah Cuma Dapat 2 Ons

Megapolitan
PKB Terbitkan SK Usung Supian Suri pada Pilkada Depok 2024

PKB Terbitkan SK Usung Supian Suri pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Pisau JF untuk Tusuk Tetangganya yang Ganggu Anjing Semula untuk Ambil Rumput

Pisau JF untuk Tusuk Tetangganya yang Ganggu Anjing Semula untuk Ambil Rumput

Megapolitan
Diduga Sakit, Pria Lansia Ditemukan Meninggal di Kamar Kos Bogor

Diduga Sakit, Pria Lansia Ditemukan Meninggal di Kamar Kos Bogor

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com