Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PKL Minta Jokowi Tertibkan Tanah Abang Usai Lebaran

Kompas.com - 16/07/2013, 17:34 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Pedagang kaki lima (PKL) Pasar Tanah Abang menawar kebijakan Pemprov DKI yang meminta mereka masuk ke Blok G sebelum Lebaran. Mereka meminta diberi waktu hingga habis Lebaran.

Menurut Tri, seorang pedagang celana panjang, saat Ramadhan merupakan musim panen PKL. Jika dipaksa masuk ke Blok G, PKL akan mengalami penurunan omzet yang berdampak pada kerugian.

"Enggak mau (dipindahkan ke Blok G), soalnya deket Lebaran. Sayanglah," ujar Tri (38) saat dijumpai Kompas.com di Pasar Tanah Abang, Jakarta, Selasa (16/7/2013).

Jika PKL ditata sehabis Lebaran, Tri mengaku siap direlokasi masuk ke Blok G. Bahkan, jika harus membayar saat mengambil kunci, dia pun bersedia.

"Ya, Rp 3 juta-Rp 4 jutalah. Itu maksimal (harga) yang bisa dibayar pedagang," ucap Tri. Menurutnya, pada 2005, pedagang yang direlokasi ke Blok G harus membayar uang ambil kunci Rp 1,5 juta.

Hermansyah (43), pedagang pakaian anak, juga mengaku siap mendukung program penertiban PKL oleh Pemprov DKI. Hanya, sama dengan Tri, dia meminta penataan PKL dilakukan sehabis Lebaran.

"Kalau inisiatif ditata sama Jokowi, ya habis Lebaran. Mungkin ini bisa jadi solusinya (mengatasi kemacetan). Cuma, bagaimana pendekatan ke pedagangnya," imbuh Hermansyah.

Menurutnya, memindahkan PKL ke Blok G di tengah meningkatnya pembelian masyarakat jelang Lebaran adalah keputusan yang tergesa-gesa. Pemprov DKI Jakarta diminta bersabar setidaknya sampai Lebaran usai sembari membenahi Blok G yang di mata pedagang terkenal dengan sebutan "blok mati".

"Kalau saat ini terlalu cepat ambil keputusan," kata Hermansyah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com