Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cinta Segitiga Berujung Pemerkosaan, Pembunuhan, dan Perampokan

Kompas.com - 30/07/2013, 13:10 WIB
Windoro Adi

Penulis

DIDIE SW Ilustrasi

JAKARTA, KOMPAS.com — KH (16) alias Kus ditangkap polisi karena memerkosa, merampok, dan melakukan pembunuhan secara terencana terhadap SW (14), siswi lulusan SMP. Semua itu diawali dari cinta segitiga yang ia jalani bersama SW dan Fit.

Kepada Kompas, Minggu (28/7/2013), KH memberikan pengakuan tentang kejahatan yang ia lakukan terhadap SW. Pengakuan ini tentu saja sepihak dan kebenarannya tak dijamin. Berikut pengakuannya:

Saya anak kedua dari tiga bersaudara. Tahun lalu saya baru menamatkan SMP saya. Saya tidak bisa melanjutkan sekolah saya karena tidak ada biaya. Ayah saya sudah tidak bekerja lagi setelah kena stroke, sedangkan ibu saya hanya berdagang sayur di Pasar Bukit, Pamulang (Tangerang Selatan).

Saya juga berjualan di pasar, jual ikan. Pemilik ikan bukan saya. Saya hanya membantu menjual dengan upah sehari Rp 35.000.

Saya anak kedua dari tiga bersaudara. Saya membunuh SW karena saya ingin mengambil hartanya. SW adalah pacar gelap saya, sedangkan pacar tetap saya Fit.

Fit mengatakan, dia butuh uang muka Rp 700.000 untuk membeli kredit sepeda motor. Saya menyanggupi membantu menyiapkan uang muka kepadanya, meski saya tidak punya uang. Sebab, saya tidak mau kehilangan dia. Saya sayang sama dia.

Fit masih sekolah di satu SMK di kawasan Bumi Serpong Damai, sedangkan SW tidak lulus SMP. Saya sudah dua tahun pacaran sama Fit. Tetapi sejak setahun lalu, saya mulai berpacaran dengan SW.

Hubungan saya dengan SW akhirnya diketahui Fit. Hubungan saya dengan SW pun memburuk sebab dia tahu saya sudah punya pacar, Fit.

Hari Sabtu (13/7/2013), lewat telepon genggam, saya SMS-an sama korban, ngajak jalan. Tapi dia menolak dan mengejek, "Elu kan udah punya cewek lain. Elu ajak dia aja jalan".

Hari Minggu (14/7/2013), saya SMS dia (SW) lagi, ngajak jalan. Tapi dia bilang, dia enggak bisa karena mau ke tempat saudaranya. Kalau hari Senin (15/7/2013) mungkin dia bisa.

Hari Senin, saya kembali menghubungi dia. Dia menjemput saya dengan sepeda motor Mio-nya, di depan Vila Dago. Setelah bertemu, saya yang mengemudi sepeda motor, sedangkan dia membonceng. Saya ajak dia keliling-keliling. Di jalan, dia ngajak saya berhubungan intim. Saya menolak karena saya puasa. Dia bilang, saya masih kaku aja sih.

Meski saya tolak, dia masih terus memaksa untuk berhubungan intim dengan saya. Oleh karena itu, akhirnya saya bawa dia ke kebun kosong di Serua Permai. Saya lalu berhenti, menyandarkan sepeda motor dan mendaki ke kebun kosong untuk memeriksa.

Di atas, saya ketemu Adih. Adih bertanya, "Mau ngapain?" Saya jawab, "Mau ambil daun singkong buat ibu". Adih pun pulang. Saya lalu kirim SMS ke HW untuk menyusul ke kebun. Saya bilang, HP-mu simpan saja di bagasi sepeda motor. Kunci motornya tetap di sepeda motor saja. Enggak bakal ada yang ambil.

Saat dia tiba, dia melihat saya sedang memetik daun singkong. Dia tanya, "Buat apa?" Saya jawab, "Buat dijual ibu". Dia bertanya lagi, "Emang ibumu jualan sayur?" Saya jawab, "Iya". SW lalu saya ajak ke gubuk di kebun kosong ini.

Di situ kami berhubungan intim. Saya lalu mencekik leher dia memakai tangan kiri. Jari kanan saya, saya masukkan ke mulut agar dia tidak bisa berteriak. Jari saya digigit, tapi dia jatuh. Saat itulah saya pukul dia dengan batu bongkahan puing, mungkin sampai tujuh kali. Saya enggak ingat lagi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dekat Istana, Lima dari Sebelas RT di Tanah Tinggi Masuk dalam Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Dekat Istana, Lima dari Sebelas RT di Tanah Tinggi Masuk dalam Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Megapolitan
Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Megapolitan
Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir saat Berteduh di Bawah Pohon

Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir saat Berteduh di Bawah Pohon

Megapolitan
Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Megapolitan
NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Pendeta Gilbert Lumoindong Kembali Dilaporkan atas Dugaan Penistaan Agama

Pendeta Gilbert Lumoindong Kembali Dilaporkan atas Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang Jakut

Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang Jakut

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
Gardu Listrik di Halaman Rumah Kos Setiabudi Terbakar, Penghuni Sempat Panik

Gardu Listrik di Halaman Rumah Kos Setiabudi Terbakar, Penghuni Sempat Panik

Megapolitan
Polisi Tangkap Dua Begal yang Bacok Anak SMP di Depok

Polisi Tangkap Dua Begal yang Bacok Anak SMP di Depok

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Hari Ini: Jakarta Berawan, Bodetabek Cerah Berawan di Pagi Hari

Prakiraan Cuaca Hari Ini: Jakarta Berawan, Bodetabek Cerah Berawan di Pagi Hari

Megapolitan
Lima Anggota Polisi Ditangkap Saat Pesta Sabu di Depok, Empat di Antaranya Positif Narkoba

Lima Anggota Polisi Ditangkap Saat Pesta Sabu di Depok, Empat di Antaranya Positif Narkoba

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Remaja Perempuan di Jaksel Selamat Usai Dicekoki Obat di Hotel | Kehebohan Warga Rusun Muara Baru Saat Kedatangan Gibran

[POPULER JABODETABEK] Remaja Perempuan di Jaksel Selamat Usai Dicekoki Obat di Hotel | Kehebohan Warga Rusun Muara Baru Saat Kedatangan Gibran

Megapolitan
Bisakah Beli Tiket Dufan On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Dufan On The Spot?

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com