Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terminal Bayangan Biang Kemacetan

Kompas.com - 30/07/2013, 14:20 WIB
Andy Riza Hidayat

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com —Terminal bayangan yang marak di sejumlah wilayah di Jakarta menjadi salah satu penyebab kemacetan lalu lintas. Mereka menempati badan jalan yang seharusnya menjadi tempat lalu lintas kendaraan bermotor. Di tempat itu berlangsung aktivitas menaikkan dan menurunkan penumpang.

“Ini yang membuat kelancaran lalu lintas terganggu. Mereka itu ilegal, menggunakan badan jalan untuk naik dan turun penumpang. Aktivitas itu harusnya berlangsung di terminal atau tempat yang disediakan,” kata Kepala Bidang Pengendali Operasi Dinas Perhubungan DKI Jakarta Sunardi Sinaga, Selasa (30/7/2013) di Jakarta.

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berencana membersihkan semua terminal bayangan itu. Sebab, keberadaan mereka melanggar Peraturan Daerah DKI Jakarta Nomor 8 Tahun 2007 Tentang Ketertiban Umum. Penertiban digelar bekerja sama dengan Satuan Polisi Pamong Praja yang memiliki kewenangan menegakkan perda.

Menurut Sunardi, ciri-ciri terminal bayangan itu, antara lain berada di lokasi strategis dan dekat dengan jalur ke arah terminal atau jalan tol. Tempat itu menjadi perlintasan mobilitas penumpang, simpul pergantian moda transportasi, menggunakan jalan besar arteri atau sejenisnya, biasanya dimanfaatkan untuk angkutan bus, taksi, maupun angkutan kota, dan keberadaannya disuburkan oleh calon penumpang.

Sebenarnya terminal bayangan bisa dikurangi seandainya calon penumpang tidak memanfaatkannya. Mereka seharusnya tertib dengan menggunakan terminal, halte, dan tempat yang disediakan untuk naik dan turunnya penumpang.

Ada empat terminal resmi yang ada di seluruh Jakarta. Selain itu juga ada delapan terminal bantuan serta 10 pul bus angkutan kota antarprovinsi.

"Jumlah tempat untuk naik dan turunnya penumpang sudah cukup, hanya calon penumpang tidak ingin tertib saja. Mereka ingin mencari yang praktis naik dan turun di tempat terlarang,” kata Sunardi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Megapolitan
Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Megapolitan
Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Megapolitan
Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Megapolitan
Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Megapolitan
Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Megapolitan
Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Megapolitan
Kadishub DKI Jakarta Tegaskan Parkir di Minimarket Gratis

Kadishub DKI Jakarta Tegaskan Parkir di Minimarket Gratis

Megapolitan
Koper Pertama Kekecilan, Ahmad Beli Lagi yang Besar untuk Masukkan Jenazah RM

Koper Pertama Kekecilan, Ahmad Beli Lagi yang Besar untuk Masukkan Jenazah RM

Megapolitan
Polisi Masih Buru Pemasok Narkoba ke Rio Reifan

Polisi Masih Buru Pemasok Narkoba ke Rio Reifan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com