Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Basuki: KPK Temukan Keanehan Buku Kir

Kompas.com - 30/07/2013, 17:04 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan, Komisi Pemberantasan Korupsi mengendus keanehan dalam surat uji kelayakan kendaraan bermotor atau kir yang dikeluarkan Dinas Perhubungan DKI Jakarta.

Basuki mengatakan, salah satu hal yang dibicarakan dalam pertemuannya dengan KPK, Senin kemarin, adalah proses penerbitan kir yang begitu mudah. Padahal, fakta di lapangan membuktikan bahwa banyak angkutan umum yang kondisinya tidak layak.

"Macam-macamlah soal kir, (misalnya) harusnya namanya metromini yang butut-butut itu, kan, tidak lolos kir. Kenapa bisa lolos? Buku kir-nya itu pernah, enggak, punya catatan?" kata Basuki di Balaikota Jakarta, Selasa (30/7/2013).

Basuki mengatakan, dalam uji kelayakan kendaraan bermotor, hampir semua kendaraan baru diuji kelayakannya di Jakarta, bukan di kota tempat manufaktur kendaraan tersebut. Menurut Basuki, penerbitan kir di Jakarta itu dilakukan karena ada anggapan mengurus uji kelayakan di Jakarta lebih mudah dibandingkan di daerah lain.

"Katanya, DKI lebih gampang ngeluarin (perizinan). Nah, itu kemungkinan yang kita selidiki dan pelajari," ujar Basuki.

Selain Dishub DKI, Dinas Pekerjaan Umum juga turut disinggung dalam pembicaraan kemarin. KPK juga menyinggung kinerja PD Dharma Jaya selaku BUMD DKI yang bertugas memperdagangkan daging di Ibu Kota. Menurut Basuki, PD Dharma Jaya ini terus merugi.

Harian Warta Kota pada 24 Juli 2013 memberitakan, seratus persen saham PD Dharma Jaya dimiliki oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Namun, BUMD itu sama sekali tak menyumbang pendapatan asli daerah pada 2012. Kepala Badan Penanaman Modal dan Promosi (BPMP) DKI Jakarta Catur Laswanto kepada Warta Kota mengatakan, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo memang sudah memberikan perintah untuk melakukan kajian terhadap PD Dharma Jaya.

"Beliau (KPK) menafsirkan, di mana permainan kartel daging sapi ini. BUMD dikasih hak, tetapi rugi-rugi juga," kata Basuki.

Basuki menyebutkan, pembicaraannya dengan KPK itu baru tahap awal dan diskusi mengenai adanya dugaan tersebut. KPK belum masuk dalam tahap penyelidikan. Dugaan korupsi itu diduga terjadi pada saat kepemimpinan kepala daerah sebelumnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penampilan TikToker Galihloss Usai Jadi Tersangka, Berkepala Plontos dan Hanya Menunduk Minta Maaf

Penampilan TikToker Galihloss Usai Jadi Tersangka, Berkepala Plontos dan Hanya Menunduk Minta Maaf

Megapolitan
4 Pebisnis Judi 'Online' Bikin Aplikasi Sendiri lalu Raup Keuntungan hingga Rp 30 Miliar

4 Pebisnis Judi "Online" Bikin Aplikasi Sendiri lalu Raup Keuntungan hingga Rp 30 Miliar

Megapolitan
Remaja yang Tewas di Hotel Senopati Diduga Dicekoki Ekstasi dan Sabu Cair

Remaja yang Tewas di Hotel Senopati Diduga Dicekoki Ekstasi dan Sabu Cair

Megapolitan
Pintu Air Bendung Katulampa Jebol, Perbaikan Permanen Digarap Senin Depan

Pintu Air Bendung Katulampa Jebol, Perbaikan Permanen Digarap Senin Depan

Megapolitan
Masih Banyak Pengangguran di Tanah Tinggi, Kawasan Kumuh Dekat Istana Negara

Masih Banyak Pengangguran di Tanah Tinggi, Kawasan Kumuh Dekat Istana Negara

Megapolitan
Dinas SDA DKI: Normalisasi Ciliwung di Rawajati Bisa Dikerjakan Bulan Depan

Dinas SDA DKI: Normalisasi Ciliwung di Rawajati Bisa Dikerjakan Bulan Depan

Megapolitan
Warga Miskin Ekstrem di Tanah Tinggi Masih Belum Merasakan Bantuan, Pemerintah Diduga Tidak Tepat Sasaran

Warga Miskin Ekstrem di Tanah Tinggi Masih Belum Merasakan Bantuan, Pemerintah Diduga Tidak Tepat Sasaran

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Tak Laku Dilelang

Mobil Rubicon Mario Dandy Tak Laku Dilelang

Megapolitan
Khawatir Tak Lagi Dikenal, Mochtar Mohamad Bakal Pasang 1.000 Baliho untuk Pilkada Bekasi

Khawatir Tak Lagi Dikenal, Mochtar Mohamad Bakal Pasang 1.000 Baliho untuk Pilkada Bekasi

Megapolitan
Tiktoker Galihloss Akui Bikin Konten Penistaan Agama untuk Hiburan

Tiktoker Galihloss Akui Bikin Konten Penistaan Agama untuk Hiburan

Megapolitan
Polisi Sita Senpi dan Alat Bantu Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Polisi Sita Senpi dan Alat Bantu Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Empat Ruangan Hangus

Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Empat Ruangan Hangus

Megapolitan
Polisi Tangkap Empat Pebisnis Judi 'Online' di Depok yang Jual Koin Slot lewat 'Live Streaming'

Polisi Tangkap Empat Pebisnis Judi "Online" di Depok yang Jual Koin Slot lewat "Live Streaming"

Megapolitan
Punya Penjaringan Sendiri, PDI-P Belum Jawab Ajakan PAN Usung Dedie Rachim di Pilkada Bogor

Punya Penjaringan Sendiri, PDI-P Belum Jawab Ajakan PAN Usung Dedie Rachim di Pilkada Bogor

Megapolitan
Begini Tampang Dua Pria yang Cekoki Remaja 16 Tahun Pakai Narkoba hingga Tewas

Begini Tampang Dua Pria yang Cekoki Remaja 16 Tahun Pakai Narkoba hingga Tewas

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com