Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Basuki Akan Pulangkan Pendatang Tidak Mampu

Kompas.com - 27/08/2013, 17:33 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama sudah memprediksi kenaikan jumlah pendatang baru di Jakarta seusai hari raya Idul Fitri. Menurut Basuki, para pendatang yang tidak mampu atau penghasilannya di bawah angka kebutuhan hidup layak (KHL) Jakarta, yaitu Rp 1.978.789, akan segera didata dan dipulangkan.

"Kalau penghasilannya di atas KHL sih oke-oke saja. Kalau yang penghasilannya di bawah KHL itu yang harus dirazia dan dibalikin ke kampung," kata Basuki di Balaikota Jakarta, Selasa (27/8/2013).

Ia mengatakan, para pendatang yang tidak memiliki kemampuan dan penghasilannya di bawah standar KHL Jakarta berpotensi melanggar peraturan daerah di Jakarta. Mereka berpotensi mendirikan atau menetap di bangunan bantaran sungai. Selain itu, mereka juga ditengarai berpotensi memiliki usaha sebagai pedagang kaki lima.

Oleh karena itu, Basuki akan mengevaluasi pelaksanaan operasi bina kependudukan. Pria yang akrab disapa Ahok itu mengatakan, Dinas Kependudukan Catatan Sipil (Disdukcapil) DKI harus dapat menekan tumbuhnya pendatang liar di Ibu Kota. Hal itu dipercaya dapat membantu kelancaran program penataan PKL dan kampung kumuh.

"Kita akan evaluasi semua, kampung kumuh harus dibasmi," kata Basuki.

Jumlah pendatang baru di Jakarta tahun ini mengalami kenaikan sebesar 12,6 persen dari tahun lalu. Kepala Disdukcapil DKI Purba Hutapea mengatakan, jumlah pendatang baru di Jakarta tahun ini mencapai 54.757 orang atau bertambah sebanyak 6.925 dari jumlah pendatang tahun sebelumnya, yaitu 47832 pendatang.

Para pendatang diperbolehkan untuk menikmati Jakarta selama dua minggu. Namun, apabila ingin menetap secara permanen, maka pendatang harus mengurus surat keterangan pindah. Operasi bina kependudukan akan dilaksanakan pada pertengahan September. Pemprov DKI pun telah bekerja sama dengan pengurus RT-RW setempat untuk mendata penduduk. Sasaran operasi bina kependudukan adalah rumah kontrakan, rumah permanen, dan indekos.

Operasi bina kependudukan tidak dilakukan dengan merazia KTP dan menggelar pengadilan tindak pidana ringan (tipiring) di tempat, seperti pelaksanaan operasi yustisi kependudukan seperti tahun sebelumnya. "Kita hanya mengingatkan pendatang baru kalau ada aturan kependudukan yang harus segera dipenuhi. Kalau sudah lebih dari dua minggu menerap, mereka harus melapor RT dan RW," kata Purba.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Megapolitan
Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Megapolitan
Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Megapolitan
Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Megapolitan
Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Megapolitan
Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Megapolitan
Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Megapolitan
Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Megapolitan
Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Megapolitan
Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Megapolitan
Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com