Warga RW 03, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, yang masuk dalam daftar program penataan kampung kumuh di wilayah Jakarta Selatan, misalnya, berharap pemerintah segera merealisasikan program penataan kampung, seperti halnya yang telah direalisasikan di kawasan percontohan kampung deret di Tanah Tinggi, Jakarta Pusat.
"Sebenarnya udah lumayan lama ya, sekitar 3-4 bulan ada wacana. Lalu warga mengumpulkan surat pernyataan yang disertakan materai Rp 6.000 dikumpulkan ke RW, tapi sampai sekarang belum ada kelanjutannya. Saya penginnya cepat-cepat ya, takut (rumah) keburu ambruk," ujar Fatullah (52), warga Jalan Aup RT 02 RW 03, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Selasa (17/9/2013).
Fatullah merupakan salah seorang warga yang masuk dalam program penataan kampung kumuh yang digagas Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Saat Kompas.com mengunjungi rumahnya, Selasa (17/9/2013), kondisi rumah Fatullah memang tampak rusak. Dinding rumahnya terlihat berkelupas, langit-langit rumah di ruangannya pun terlihat bocor dan nyaris roboh.
Sementara itu, menurut Ketua RW 10, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Madinah (63), pihaknya masih menunggu instruksi dari pemerintah kota terkait rencana program penataan rumah bagi warga kurang mampu. "Sampai sekarang dari wali kota belum memberikan petunjuk mengenai kelanjutan program ini," ujarnya.
Berbeda dengan kampung deret di Tanah Tinggi, program penataan rumah di kawasan Pasar Minggu akan dilakukan dengan menata rumah-rumah tertentu yang dinilai perlu untuk segera dibenahi dan diperbaiki. Dengan demikian, lebih tertata dan tak terlihat kumuh.
Menurut Madinah, di lingkungannya, jumlah kepala keluarga (KK) yang mendaftar untuk ditata rumahnya mencapai 457 KK. "Setelah disurvei, dari jumlah tersebut tersaring menjadi 220 rumah warga yang berhak mendapat dana APBD untuk pembangunan rumah tersebut," ujarnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Dinas Perumahan dan Gedung Pemprov DKI Jakarta berencana merealisasikan program renovasi di 27 kampung di lima wilayah kota di Jakarta.
Lokasi-lokasi tersebut telah disurvei oleh tim evaluasi, yang dipimpin oleh para wali kota. Tim evaluasi dibantu oleh Suku Dinas Perumahan dalam melaksanakan program Pekerjaan Sarana Umum (PSU). Warga dapat memperbaiki sendiri rumah dan lingkungan mereka di bawah bimbingan suku dinas.
Tim evaluasi juga akan mengelola anggaran renovasi, yang nilainya Rp 54 juta untuk setiap kepala keluarga. Sementara warga menyiapkan konsep soal tata kampung mereka. Pemprov DKI sendiri telah menyiapkan setidaknya 10 desain kampung untuk dipilih warga.
Secara teknis, pengerjaan kampung deret ini akan digarap langsung oleh warga tanpa menggunakan jasa kontraktor. Pemprov DKI hanya menyediakan konsultan dan pengawas agar pekerjaan sesuai dengan rancangan.
Rahma (25), salah seorang cucu dari warga yang mendapat bantuan penataan rumah, mengaku ingin sekali rumahnya segera dibangun sesuai janji pemerintah.
"Dengar kabar bahwa pada bulan September ini akan mulai dilaksanakan penataan, tapi saat ini belum ada tanda-tanda," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.