Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Tanah Tinggi Ingin Ada Kampung Deret Lagi

Kompas.com - 29/08/2013, 20:03 WIB
Zico Nurrashid Priharseno

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Jalan Tanah Tinggi di RT 14 RW 01, Tanah Tinggi, Kecamatan Johar Baru, Jakarta Pusat, sudah terlihat jauh lebih rapi dan bersih sejak selesainya program kampung deret. Kini seluruh warga di wilayah itu menginginkan rumahnya juga dibangun menjadi kampung deret.

Kawasan Tanah Tinggi menjadi kawasan percontohan program kampung deret yang digagas Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo. Sebelum diubah menjadi kampung deret, kawasan itu dilanda kebakaran hebat yang menghanguskan 10 rumah di RT 13 dan 45 rumah di RT 14. Program penataan kampung dilakukan dengan menyulap 36 rumah menjadi kampung deret di dalam sebuah gang di Jalan Tanah Tinggi.

Melihat rumah deret tersebut lebih rapi dan bersih, warga di RW 01 Tanah Tinggi, yang berada di deretan kampung deret, juga menginginkan hal serupa. "Kita maunya disamain, sedikit iri, sih. Kita kan juga kena kebakaran," ujar Banu (28), warga RT 13 RW 01, Tanah Tinggi, Kamis (29/8/2013).

Kampung deret dan rumah warga lain hanya dipisahkan oleh sebuah gang kecil selebar satu meter. Dari jalan itu, terlihat perbedaan mencolok antara kampung deret dan rumah-rumah lain. Suasana kampung deret lebih bersih dan rapi. Adapun rumah warga di sebelahnya terkesan sempit dan kumuh, sebagian besar terbuat dari bahan semipermanen.

Karena melihat rumah tetangga yang lebih bagus, tak ayal bila warga lainnya pun menginginkan agar rumah merek bisa dibangun seperti kampung deret. Lagi pula, rumah mereka berada satu gang dan satu RW dengan kampung deret.

"Mau banget kita punya rumah kampung deret. Katanya Jokowi ketika Lebaran di sini janjinya sih mau dibangun sampai RT 11. Kalau gitu kan jadi imbang, nyaman dari ujung ke ujung semuanya kampung deret," ujar Tini, warga RT 12 RW 01, Tanah Tinggi.

Ditemui di tempat yang sama, Kepala Dinas Perumahan dan Bangunan DKI Jakarta Yonathan Pasodung mengatakan sudah membicarakan hal ini kepada Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo. Anggaran pembangunan kampung deret lanjutan itu tengah dikalkulasikan.

"Prinsipnya biaya pembangunan itu Rp 1,5 juta per meter persegi dan maksimal 36 meter. Jadi, totalnya Rp 54 juta untuk satu rumah," kata Yonathan.

Kampung deret perdana dibiayai dari perusahaan mitra pemerintah melalui program corporate social responsibility atau CSR. Setiap warga yang rumahnya direnovasi tak mengeluarkan uang sepeser pun untuk pembangunan kampung deret, kecuali jika ingin memberi makan atau rokok untuk buruh bangunan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

TikToker Galihloss Akui Bikin Konten Penistaan Agama untuk Hiburan

TikToker Galihloss Akui Bikin Konten Penistaan Agama untuk Hiburan

Megapolitan
Polisi Sita Senpi dan Alat Bantu Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Polisi Sita Senpi dan Alat Bantu Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Empat Ruangan Hangus

Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Empat Ruangan Hangus

Megapolitan
Polisi Tangkap Empat Pebisnis Judi 'Online' di Depok yang Jual Koin Slot lewat 'Live Streaming'

Polisi Tangkap Empat Pebisnis Judi "Online" di Depok yang Jual Koin Slot lewat "Live Streaming"

Megapolitan
Punya Penjaringan Sendiri, PDI-P Belum Jawab Ajakan PAN Usung Dedie Rachim di Pilkada Bogor

Punya Penjaringan Sendiri, PDI-P Belum Jawab Ajakan PAN Usung Dedie Rachim di Pilkada Bogor

Megapolitan
Begini Tampang Dua Pria yang Cekoki Remaja 16 Tahun Pakai Narkoba hingga Tewas

Begini Tampang Dua Pria yang Cekoki Remaja 16 Tahun Pakai Narkoba hingga Tewas

Megapolitan
Kelurahan di DKJ Dapat Kucuran Anggaran 5 Persen dari APBD, Sosialisasi Mulai Mei 2024

Kelurahan di DKJ Dapat Kucuran Anggaran 5 Persen dari APBD, Sosialisasi Mulai Mei 2024

Megapolitan
Diprotes Warga karena Penonaktifan NIK, Petugas: Banyak Program Pemprov DKI Tak Berjalan Mulus karena Tak Tertib

Diprotes Warga karena Penonaktifan NIK, Petugas: Banyak Program Pemprov DKI Tak Berjalan Mulus karena Tak Tertib

Megapolitan
Dua Rumah Kebakaran di Kalideres, Satu Orang Tewas

Dua Rumah Kebakaran di Kalideres, Satu Orang Tewas

Megapolitan
Curhat Pedagang Bawang Merah Kehilangan Pembeli Gara-gara Harga Naik Dua Kali Lipat

Curhat Pedagang Bawang Merah Kehilangan Pembeli Gara-gara Harga Naik Dua Kali Lipat

Megapolitan
PAN Ajak PDI-P Ikut Usung Dedie Rachim Jadi Calon Wali Kota Bogor

PAN Ajak PDI-P Ikut Usung Dedie Rachim Jadi Calon Wali Kota Bogor

Megapolitan
Kelakar Chandrika Chika Saat Dibawa ke BNN Lido: Mau ke Mal, Ada Cinta di Sana...

Kelakar Chandrika Chika Saat Dibawa ke BNN Lido: Mau ke Mal, Ada Cinta di Sana...

Megapolitan
Pemilik Toko Gas di Depok Tewas dalam Kebakaran, Saksi: Langsung Meledak, Enggak Tertolong Lagi

Pemilik Toko Gas di Depok Tewas dalam Kebakaran, Saksi: Langsung Meledak, Enggak Tertolong Lagi

Megapolitan
Sowan ke Markas PDI-P Kota Bogor, PAN Ajak Berkoalisi di Pilkada 2024

Sowan ke Markas PDI-P Kota Bogor, PAN Ajak Berkoalisi di Pilkada 2024

Megapolitan
Penjelasan Pemprov DKI Soal Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

Penjelasan Pemprov DKI Soal Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com