Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nada Tinggi Basuki Bela Lurah Lenteng Agung

Kompas.com - 27/09/2013, 10:54 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Suara Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama langsung meninggi ketika ditanya mengenai saran Mendagri Gamawan Fauzi agar Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo memindahkan Lurah Lenteng Agung, Susan Jasmine Zukifli. Dia pun memaparkan pembelaannya untuk Susan yang didemo sebagian warganya.

Basuki mengaku heran dengan pernyataan Mendagri tersebut. Menurut dia, apa yang disampaikan sebagian kecil warga di Lenteng Agung tidak mewakili suara seluruh warga.

Dia pun mencontohkan saat pengumuman hasil Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2012, pasangan Joko Widodo bersama Basuki Tjahaja Purnama meraih perolehan suara mencapai 52,7 persen. Sisanya merupakan warga pendukung pasangan Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli. Apabila dijumlah secara proporsional, kata Basuki, masih ada 4 juta warga DKI yang belum mendukung Jokowi-Basuki.

"Kalau 4 juta orang itu aksi demo di depan Balaikota menolak kami, kira-kira Mendagri bisa simpulkan Jokowi-Ahok tidak cocok memimpin di DKI, begitu? Itu pertanyaan saya sama Mendagri," kata Basuki seusai menghadiri Apel Siaga, di Silang Monas, Jakarta, Jumat (27/9/2013).

Kemudian, Basuki menjelaskan bahwa warga asli Lenteng Agung berjumlah 55.000. Jadi, walaupun ada 25.000 orang warga mendemo Lurah Susan untuk mundur dari jabatan yang diembannya saat ini, kata Basuki, jumlah itu masih belum mencapai persyaratan 50 persen plus 1 penduduk Lenteng Agung. Bahkan, menurut dia, aksi demo menolak keberadaan Lurah Susan itu hanya dilakukan oleh sekitar 100 orang dan sebagian besar KTP warga yang melakukan aksi itu merupakan warga Depok.

"Itu pertanyaan saya sama Mendagri. Sudah enggak cocok itu," katanya tanpa senyum.

Oleh karena itu, masih kata Basuki, Gamawan perlu belajar mengenai konstitusi terlebih dahulu, sebelum berkomentar terkait konflik yang dihadapi oleh Lurah Susan. Basuki menegaskan, Indonesia merupakan negara yang menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila. Jadi, pemilihan pemimpin bukanlah didasarkan oleh keinginan warga untuk menolak ataupun tidak menolak pemimpinnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Megapolitan
BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

Megapolitan
Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Megapolitan
Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antar Pribadi

Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antar Pribadi

Megapolitan
Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat dalam Koper di Cikarang

Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Megapolitan
Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Megapolitan
Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Megapolitan
Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Megapolitan
Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Megapolitan
Mendag Tegaskan Rumah Potong Ayam Harus Bersertifikat Halal Oktober 2024, Tidak Ada Tawar-tawar Lagi

Mendag Tegaskan Rumah Potong Ayam Harus Bersertifikat Halal Oktober 2024, Tidak Ada Tawar-tawar Lagi

Megapolitan
Mobil Mahasiswa Tabrak Bus Kuning UI, Saksi: Penumpangnya 3, Cowok Semua

Mobil Mahasiswa Tabrak Bus Kuning UI, Saksi: Penumpangnya 3, Cowok Semua

Megapolitan
Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper: Setubuhi dan Habisi Korban, lalu Curi Uang Kantor

Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper: Setubuhi dan Habisi Korban, lalu Curi Uang Kantor

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com