Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Basuki: Kalau Naik Bus, Nanti Saya Dibilang Pencitraan

Kompas.com - 23/11/2013, 21:33 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Gubernur Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama memilih untuk jujur terhadap wacana pejabat Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menggunakan angkutan umum. Wacana itu dilontarkan oleh dirinya sendiri beberapa waktu lalu.

"Kayaknya kalau saya agak susah. Kalau dari rumah 20 menit aja saya mau pindah ke bus. Tapi nanti dibilang pencitraan lagi," ujar pria yang akrab disapa Ahok itu usai menghadiri Kompasianival di Grand Indonesia, Jakarta Pusat pada Sabtu (23/11/2013).

Ahok mengaku tidak berniat meneruskan wacana tersebut jadi kebijakan permanen. Wacana tersebut, kata Ahok, sebatas apresiasi bahwa pejabat telah banyak yang naik angkutan kota saat beraktivitas sehari-hari, terutama saat bekerja.

Politisi partai Gerindra tersebut mengapresiasi positif langkah itu. Menurut Ahok, keadaan di Jakarta yang kian macet selayaknya mendorong masyarakat untuk tidak lagi menggunakan kendaraan pribadi dan beralih ke angkutan umum. Di sisi lain, Pemprov DKI pun tengah melaksanakan perbaikan infrastruktur transportasi.

"Nanti kalau transportasi umum sudah baik, pasti anda akan pilih naik itu. Mau bagaimana lagi, pasar sudah memaksa," lanjutnya.

Kendati demikian, Ahok mengakui situasi itu tidak mudah terjadi. Harus ada tahapan yang dilalui. Penataan dan penambahan transportasi umum di Jakarta, lanjut Ahok, merupakan titik balik warga mau beralih dari kendaraan pribadi ke transportasi umum.

Sebelumnya diberitakan, Ahok ingin pejabat di Pemprov DKI jadi contoh masyarakat dalam penggunaan transportasi umum di Ibu Kota. Ia berharap kebijakan itu dapat menarik minat warga untuk beralih menggunakan transportasi massal umum.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Sekolah

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Sekolah

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Megapolitan
Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Megapolitan
Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Megapolitan
Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Megapolitan
BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

Megapolitan
Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Megapolitan
Duka pada Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Duka pada Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antarpribadi

Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antarpribadi

Megapolitan
Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat Dalam Koper di Cikarang

Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat Dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com