"Kayaknya kalau saya agak susah. Kalau dari rumah 20 menit aja saya mau pindah ke bus. Tapi nanti dibilang pencitraan lagi," ujar pria yang akrab disapa Ahok itu usai menghadiri Kompasianival di Grand Indonesia, Jakarta Pusat pada Sabtu (23/11/2013).
Ahok mengaku tidak berniat meneruskan wacana tersebut jadi kebijakan permanen. Wacana tersebut, kata Ahok, sebatas apresiasi bahwa pejabat telah banyak yang naik angkutan kota saat beraktivitas sehari-hari, terutama saat bekerja.
Politisi partai Gerindra tersebut mengapresiasi positif langkah itu. Menurut Ahok, keadaan di Jakarta yang kian macet selayaknya mendorong masyarakat untuk tidak lagi menggunakan kendaraan pribadi dan beralih ke angkutan umum. Di sisi lain, Pemprov DKI pun tengah melaksanakan perbaikan infrastruktur transportasi.
"Nanti kalau transportasi umum sudah baik, pasti anda akan pilih naik itu. Mau bagaimana lagi, pasar sudah memaksa," lanjutnya.
Kendati demikian, Ahok mengakui situasi itu tidak mudah terjadi. Harus ada tahapan yang dilalui. Penataan dan penambahan transportasi umum di Jakarta, lanjut Ahok, merupakan titik balik warga mau beralih dari kendaraan pribadi ke transportasi umum.
Sebelumnya diberitakan, Ahok ingin pejabat di Pemprov DKI jadi contoh masyarakat dalam penggunaan transportasi umum di Ibu Kota. Ia berharap kebijakan itu dapat menarik minat warga untuk beralih menggunakan transportasi massal umum.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.