Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mayat Wanita dalam Koper Sempat Disimpan di Kamar Mandi

Kompas.com - 09/12/2013, 21:28 WIB
Zico Nurrashid Priharseno

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebelum dimasukkan ke dalam koper untuk dibuang ke kali Cinyuruk, Bogor, jenazah Tante Heny (73) yang telah dibunuh oleh Suherman alias Tomi sempat disimpan di kamar mandi. Kepada penyidik, Suherman mengaku bingung setelah menghabisi Tante Heny.

Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya Ajun Komisaris Besar Herry Heryawan menjelaskan, setelah membunuh HD dengan menusuknya berkali-kali, Suherman lalu memutuskan meminta bantuan temannya untuk membuang mayat korban.

M, teman Suherman, sempat menolak begitu mengetahui kejadian sesungguhnya. "Saksi M tidak mau membantu, dan akhirnya tersangka mencari teman lainnya," kata Herry di TKP dalam rangka rekontruksi, Senin (9/12/2013).

Setelah itu tersangka mencoba menghubungi teman lainnya, Suwandi. Kali ini Suwandi menerima tawaran Suherman dengan diiming-imingi uang sebesar Rp 1,2 juta. Setelah Suwandi datang ke lokasi kejadian,  di Jalan MPR Raya No 22, Cilandak, Jakarta Selatan, akhirnya disepakati mayat ditaruh di dalam koper dan dibuang di Bogor.

"Mereka buang di Bogor karena menurut mereka tak ada tempat aman di Jakarta," kata Herry.

Mayat korban dimasukkan ke dalam koper berwarna coklat berikut handuk merah marun kemudian koper tersebut digembok. Sebelum dibuang di sungai di daerah Gunung Sindur, koper tersebut diikat dengan tali nilon berwarna hijau, yang diikatkan ke batu.

Kejadian pembunuhan berawal pada tanggal 31 Oktober, ketika korban meminta tersangka Suherman agar menginap ke tempat Indekos HD di kawasan Cilandak, Jakarta Selatan. Korban meminta tersangka untuk libur kerja, tapi tersangka menolaknya.

Sebelum kejadian pembunuhan, HD dan Suherman sempat terlibat cekcok. Suherman sempat dilempar botol minyak tawon. Pelaku tersinggung dan korban berusaha menusuk Suherman dengan pisau buah yang terdapat di meja. Ketika Suherman menangkis percobaan penusukann tersebut, pisau itu malah mengenai korban. Kemudian tanpa ampun Suherman menusukkan korbannya berkali-kali.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Megapolitan
Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com