Menurut Ketua Komnas PA Arist Merdeka Sirait, dua anak tersebut mengalami demam tinggi. Bahkan, suhu badannya mencapai 38 derajat celsius. Ia mengkhawatirkan anak tersebut mengalami step.
"Kedua anak tersebut ditemukan sudah dalam keadaan sakit parah. Tapi, pemilik panti justru membantah telah menelantarkan anak-anak tersebut. Katanya sudah dibawa ke rumah sakit, tapi ternyata cuma dikasih obat penurun panas," katanya, Senin (24/2/2014).
Selain itu, lanjut Aris, masih terdapat enam hingga delapan anak yang belum dievakuasi karena masih sekolah dan belum pulang ke panti tersebut. Saat ini, pihaknya telah mengevakuasi bocah yang masih balita dan berusia 14 tahun. Anak tersebut sudah tidak bersekolah karena diberhentikan oleh pemilik panti sejak kelas IV SD.
"Kami mendapatkan laporan pada 11 Februari lalu dari masyarakat bahwa telah terjadi penelantaran terhadap anak-anak panti yang dilakukan pemilik. Bahkan, di panti itu, anak-anak disuruh meminta-minta makanan kepada warga sekitar," katanya.
Karena itu, pihaknya kini masih menindaklanjuti dan melakukan investigasi atas laporan masyarakat tersebut. "Kami juga mendapatkan laporan pada 15 Februari bahwa ada seorang balita berusia tiga bulan yang meninggal di panti itu. Karenanya, kami semakin kuat menduga adanya penelantaran anak-anak, apalagi pemakaman balita itu juga tertutup," katanya.
Namun, pihaknya belum menegaskan apakah ada indikasi pidana atau tidak. Saat pihaknya melakukan evakuasi, pemilik panti sempat menentang. "Ada atau tidak ada tindak pidana kami harus evakuasi menyelamatkan anak-anak ini dulu atas dasar kemanusiaan dan amanat UU Perlindungan Anak," kata Arist.
Pihaknya pun saat ini masih melakukan koordinasi bersama Kementerian Sosial untuk menempatkan anak-anak ini di Rumah Aman. Di lokasi tersebut, kata Arist, anak-anak tersebut akan mendapat assesment dan pendampingan.
"Kami juga akan lakukan assesment kepada anak-anak tersebut dengan didampingi oleh psikolog," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.