Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dana Kampung Deret Telat, Warga Gandaria "Nombok"

Kompas.com - 11/03/2014, 16:35 WIB
Laila Rahmawati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Biaya untuk pembangunan kampung deret di Gandaria Selatan dari Pemprov DKI Jakarta belum turun. Warga harus menalangi untuk membeli bahan bangunan.

"Ya, enggak masalah. Kan ini rumah kita juga. Biasanya sih, utangnya kas bon ke (toko) material," kata Ira, warga RT 01 RW 07 Gandaria Selatan, saat ditemui di depan rumahnya yang sedang dibangun, Selasa (11/3/2014).

Ira mengaku telah menghabiskan sekitar Rp 12 juta untuk menalangi membeli bahan bangunan.

Hal senada juga dikatakan H Rausin, warga RT 02 RW 05. Dia mengaku tidak keberatan harus nombok. Malah, dia bersyukur mendapat bantuan dari Pemerintah DKI Jakarta.

"Emang kalo nombokin dulu mah enggak masalah. Yang penting, kita udah ada modal. Kita bersyukur karena dibantu pemerintah. Kalo enggak ada ini (kampung deret), kita enggak bisa perbaiki rumah," kata H Rausin, yang telah mengeluarkan uang sekitar Rp 14 juta.

Dana pembangunan kampung deret tersebut diberikan dalam tiga tahap. Tahap pertama diberikan pada awal pembangunan. Tahap selanjutnya diberikan dua minggu setelah tahap sebelumnya.

Kenyataannya, menurut Ira, dana tahap kedua turun sebulan setelah dana tahap pertama. Padahal, bon biaya pengeluaran pembangunan sudah diserahkan dua minggu setelah dana tahap pertama turun.

Pembangunan kampung deret di Gandaria dimulai sejak Januari lalu. Pemprov DKI menginginkan kampung deret tersebut selesai akhir Maret 2014.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

NIK KTP Bakal Dijadikan Nomor SIM Mulai 2025, Korlantas Polri: Agar Jadi Satu Data dan Memudahkan

NIK KTP Bakal Dijadikan Nomor SIM Mulai 2025, Korlantas Polri: Agar Jadi Satu Data dan Memudahkan

Megapolitan
8 Tempat Makan dengan Playground di Jakarta

8 Tempat Makan dengan Playground di Jakarta

Megapolitan
Pegi Bantah Jadi Otak Pembunuhan, Kuasa Hukum Keluarga Vina: Itu Hak Dia untuk Berbicara

Pegi Bantah Jadi Otak Pembunuhan, Kuasa Hukum Keluarga Vina: Itu Hak Dia untuk Berbicara

Megapolitan
Polisi Tangkap Pria Paruh Baya Pemerkosa Anak Disabilitas di Kemayoran

Polisi Tangkap Pria Paruh Baya Pemerkosa Anak Disabilitas di Kemayoran

Megapolitan
Pengamat: Jika Ahok Diperintahkan PDI-P Maju Pilkada Sumut, Suka Tak Suka Harus Nurut

Pengamat: Jika Ahok Diperintahkan PDI-P Maju Pilkada Sumut, Suka Tak Suka Harus Nurut

Megapolitan
Pria Tanpa Identitas Ditemukan Tewas Dalam Toren Air di Pondok Aren

Pria Tanpa Identitas Ditemukan Tewas Dalam Toren Air di Pondok Aren

Megapolitan
Polisi Dalami Keterlibatan Caleg PKS yang Bisnis Sabu di Aceh dengan Fredy Pratama

Polisi Dalami Keterlibatan Caleg PKS yang Bisnis Sabu di Aceh dengan Fredy Pratama

Megapolitan
Temui Komnas HAM, Kuasa Hukum Sebut Keluarga Vina Trauma Berat

Temui Komnas HAM, Kuasa Hukum Sebut Keluarga Vina Trauma Berat

Megapolitan
NIK KTP Bakal Jadi Nomor SIM Mulai 2025

NIK KTP Bakal Jadi Nomor SIM Mulai 2025

Megapolitan
Polisi Buru Penyuplai Sabu untuk Caleg PKS di Aceh

Polisi Buru Penyuplai Sabu untuk Caleg PKS di Aceh

Megapolitan
Tiang Keropos di Cilodong Depok Sudah Bertahun-tahun, Warga Belum Melapor

Tiang Keropos di Cilodong Depok Sudah Bertahun-tahun, Warga Belum Melapor

Megapolitan
Polri Berencana Luncurkan SIM C2 Tahun Depan

Polri Berencana Luncurkan SIM C2 Tahun Depan

Megapolitan
Caleg PKS Terjerat Kasus Narkoba di Aceh, Kabur dan Tinggalkan Istri yang Hamil

Caleg PKS Terjerat Kasus Narkoba di Aceh, Kabur dan Tinggalkan Istri yang Hamil

Megapolitan
'Call Center' Posko PPDB Tak Bisa Dihubungi, Disdik DKI: Mohon Maaf, Jelek Menurut Saya

"Call Center" Posko PPDB Tak Bisa Dihubungi, Disdik DKI: Mohon Maaf, Jelek Menurut Saya

Megapolitan
Polisi: Ada Oknum Pengacara yang Pakai Pelat Palsu DPR

Polisi: Ada Oknum Pengacara yang Pakai Pelat Palsu DPR

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com