"Ada waktu pengawas masuk, satu per satu diperiksa," ujar Murisna Helni, Wakil Kepala Bidang Hubungan Masyarakat SMAN 68, Senin (14/4/2014).
Menurutnya, tahun ini, peserta UN tidak lagi diminta telepon genggamnya untuk dititipkan di panitia ujian. Sebab, tahun lalu, peraturan tersebut menimbulkan kekacauan. Salah satunya keluhan orang tua yang tak bisa menghubungi anaknya.
Murisna mengatakan, orangtua siswa khawatir dengan keadaan anaknya yang tengah melaksanakan ujian nasional. Beberapa siswa di sekolah tersebut juga bertempat tinggal jauh dari sekolah. Hal ini membuat orangtua selalu menghubungi anak mereka pada jam tertentu.
Belajar dari kejadian itu, SMAN 68 Jakarta menertibkan telepon genggam siswa. Caranya, dengan menyuruh siswa mematikan dan memasukkan telepon genggam di tas masing-masing. Kemudian, tas diletakkan di depan dekat pengawas.
Ketika pengawas memasuki ruang ujian, siswa diperiksa satu per satu. Jika didapati hal yang dicurigai berdampak kecurangan, akan ditindaklanjuti kepada pengawas dan panitia ujian nasional di sekolah tersebut.
Padahal, dalam peraturan sekolah, siswa dilarang membawa telepon genggam. Namun, tidak banyak guru mengawasi secara detil apakah siswa membawa telepon genggam atau tidak.
"Yang pasti waktu ujian siswa tidak ada yang bawa dan tidak ada bunyi HP (telepon genggam)," ujarnya.
Dengan begitu, pihak SMAN 68 Jakarta mewaspadai dan memantau penggunaan telepon genggam para siswa.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.