Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

SKPD Diminta Jaga Fasilitas Publik meski Sumbangan CSR

Kompas.com - 15/04/2014, 09:44 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -- Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Boy Bernardi Sadikin meminta satuan kerja perangkat daerah (SKPD) dan masyarakat agar menjaga fasilitas publik yang dimiliki DKI Jakarta meskipun fasilitas publik tersebut tidak dibeli menggunakan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) DKI dan merupakan sumbangan corporate social responsibility (CSR) perusahaan swasta.
 
"Sumbangan CSR harus dijaga juga karena sudah menjadi aset daerah," kata Boy di Gedung DPRD DKI Jakarta, Selasa (15/4/2014).

Selain itu, para SKPD terkait juga harus dapat memberi pengawasan dan kontrol lebih terhadap barang CSR yang telah diberikan.

Salah satu contoh barang CSR yang lolos dari pengawasan adalah bangku taman. Bangku taman yang tersedia di sepanjang Jalan Sudirman-Thamrin-Gatot Subroto-Medan Merdeka Barat itu sudah banyak yang rusak. Tak sedikit pula yang beberapa bagiannya sudah dicuri.

Tercatat ada 12 dari total 545 bangku taman yang rusak. Padahal, sumbangan bangku taman dari perusahaan CSR teman Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo di Solo itu belum ada satu tahun usianya.

"Kalau barangnya tidak dijaga, ya semua yang ada di Jakarta bakal hilang terus," kata Ketua DPD PDI-P DKI Jakarta tersebut.

Kepala Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta Nandar Sunandar telah menginstruksikan Kepala Seksi Pengamanan dan Penertiban Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Salim untuk melakukan patroli terkait perusakan bangku taman yang berada di kawasan Dukuh Atas, Jakarta Pusat. Menurut dia, perusakan dengan menggergaji bangku taman termasuk dalam tindak kriminalitas.

Sekadar informasi, bangku taman yang terletak setelah halte bus transjakarta Dukuh Atas telah dirusak oleh orang tak bertanggung jawab. Besi penyangga bangku hilang dan bangku itu telah dalam keadaan miring serta reyot.

Nandar menjelaskan, saat ini yang dapat dilakukannya adalah dengan melakukan patroli dan memeriksa kerusakan bangku taman di lokasi lainnya. Sebab, apabila pengawasannya melalui penempatan seorang petugas di sebuah bangku, ia mengaku kekurangan secara tenaga maupun materi.

Selain itu, ia telah bekerja sama kepada Satpol PP, TNI, maupun pihak kepolisian lainnya. Hal itu juga untuk mengawasi kawasan Monas dan tindakan kriminalitas lainnya yang terjadi di taman di Ibu Kota.

Tak hanya itu, ia juga meminta pihak keamanan gedung perkantoran yang di depannya terdapat bangku taman untuk membantu mengawasi keberadaan bangku taman agar tidak dicuri maupun dirusak oleh orang tidak bertanggung jawab.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

Megapolitan
Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Megapolitan
Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Megapolitan
Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Megapolitan
Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Megapolitan
Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Megapolitan
Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Megapolitan
Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Megapolitan
DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

Megapolitan
Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com