Keputusan tersebut, menurut Arist, diambil karena ketidaksiapan Iis Novianti (ibu Iqbal) dan keluarganya untuk saat ini. "Saat ini yang pas untuk mengasuh Iqbal adalah Komnas PA. Hal itu juga sudah disetujui oleh keluarganya," ujar Arist, saat ditemui di Rumah Sakit Umum Daerah Koja, Jakarta Utara, Senin (28/4/2014).
Menurut Arist, kondisi mental Iis masih belum stabil. Iis masih membutuhkan terapi psikis dari rumah sakit selama lebih kurang 2-3 bulan guna memulihkan kondisinya.
Arist mengakui dalam proses penyembuhan, bocah korban penculikan dan penganiayaan itu memang membutuhkan pengasuhan dari ibunya. "Tergantung kesiapan Ibu Iis. Kita akan tunggu bagaimana kesembuhan kondisi fisik dan mentalnya," ujar Arist.
Arist menambahkan, Iis dan keluarganya juga belum siap secara ekonomi untuk mengasuh Iqbal. Menurut Arist, setelah keluar dari rumah sakit, masih banyak biaya perawatan yang belum bisa ditanggung oleh Iis.
Meskipun demikian, Komnas PA tidak akan menghalangi Iis maupun keluarganya untuk datang dan menjenguk Iqbal. "Orangtua dan keluarga boleh datang ke Komnas PA, tetapi sudah ada kesepakatan, mereka tidak boleh intervensi," ujar Arist.
Mengenai kapan Iqbal keluar dari rumah sakit, Arist mengatakan, hal itu bergantung dari kesiapan Iqbal. Hingga kini, Iqbal masih mendapatkan perawatan intensif dari tim dokter dan rumah sakit.
Arist menceritakan, dalam pembicaraan dengan Kepala RSUD Koja, diketahui bahwa kondisi jaringan otak Iqbal yang rusak akibat penganiayaan baru pulih sekitar 60 persen.
Seperti diberitakan, Iqbal (3,5) merupakan korban penculikan dan penganiayaan yang dilakukan oleh tersangka Dadang. Dalam pemeriksaan polisi, Dadang mengaku sebagai ibunda Iis.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.