Proyek Siphon Kali Bekasi mulai dikerjakan sejak 2010. Proyek yang didanai oleh Asian Development Bank itu memakan dana Rp 26,8 miliar. Djoko Kirmanto mengatakan, pembangunan Siphon ini merupakan upaya penyediaan air bersih bagi warga Jakarta.
"Ini adalah upaya dalam menyediakan air baku yang baik bagi wilayah DKI Jakarta. Kita tau bersama untuk mencukupi air baku DKI Jakarta digunakan aliran sungai Citarup. Saluran ini terbentang di Tarum Barat dan memotong beberapa sungai seperti sungai Kali Bekasi," ujar Djoko Karminto di lokasi peresmian Siphon Kali Bekasi pada Selasa (06/05/2014).
Menurut Djoko, tercampurnya air di sungai Tarum Barat dengan sungai Kali Bekasi mempengaruhi kualitas air baku untuk warga DKI. Air baku tersebut menjadi tercemar. Menurunnya kualitas air baku dari Bekasi ini mempengaruhi kualitas air minum yang dihasilkan.
"Karena itulah Siphon Kali Bekasi ini diharapkan dapat memasok air dengan kualitas yang baik yang tentunya penting bagi warga DKI Jakarta," ujarnya.
Proyek Siphon Bekasi yang dimulai sejak 2010 awalnya ditargetkan selesai dalam masa 856 hari kerja. Namun, karena kendala yang terjadi di lapangan masa pengerjaan proyek diperpanjang menjadi 1.406 hari kerja.
Akibat perpanjangan tersebut, anggaran pun bertambah. Semula sebesar Rp 21,8 miliar menjadi Rp 26, 8 miliar. Anggaran tersebut 80 persen berasal dari Asian Development Bank dan 20 persen berasal dari dana APBD.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.