Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Suka Duka Tukang Masak di Dapur Istiqlal

Kompas.com - 29/06/2014, 15:11 WIB
Laila Rahmawati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Tiga ribu nasi kotak harus ada selama 30 hari penuh bulan Ramadan. Itulah tugas para tukang masak di Dapur Masjid Istiqlal.

Dari 45 orang yang dipekerjakan di dapur Masjid Istiqlal selama Ramadhan, hanya ada orang tukang masak. Sisanya bertugas mengemas makanan ke dalam plastik dan kotak.

"Selain lelah, kerongkongan jadi cepat kering karena selalu berdiri dekat kompor. Kadang juga suka susah menahan diri pas cium bau makanan," kata Syahrul, salah seorang tukang masak yang baru 1 tahun bekerja di Istiqlal, Minggu (29/6/2014).

Persoalan aroma masakan yang menggoda Syahrul justru tak dirasakan oleh Parisah, pekerja yang bertugas memasukkan sayur ke plastik-plastik kecil.

"Udah biasa, bosen malahan tiap hari lihat makanan. Jadi malah enggak berselera," kata Parisah.

Selain harus berhadapan dengan makanan setiap hari selama sebulan penuh, para pekerja ini juga harus rela tidak berbuka puasa bersama keluarga di rumah selama Ramadan.

"Ini selesainya kan jam 17.00, sedangkan rumah saya di Lenteng Agung, Jakarta Selatan, kalau pulang ya enggak keburu. Jadi, pasti buka di sini," kata Parisah yang sudah empat tahun menjadi tenaga lepas di Ramadhan di Dapur Istiqlal.

Parisah dan ibu-ibu pekerja lainnya pun terpaksa pun mengesampingkan urusan masak-memasak di rumah masing-masing.

"Ya mau gimana lagi, kitanya lagi kerja di sini, ya terpaksa, untuk di rumah, beli makan di warung aja," kata Rodiyah, seorang pekerja lain.

Parisah, Rodiyah, dan puluhan tenaga lepas lainnya bekerja di Dapur Istiqlal tersebut dengan upah berkisar Rp 50.000 per hari yang dibayar per dua minggu. Dalam seminggu, mereka memiliki jatah libur satu hari.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

Megapolitan
Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Megapolitan
Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Megapolitan
Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com