Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selama Direvitalisasi, Terminal Rawamangun Hanya Sediakan 2 Lajur Khusus

Kompas.com - 18/08/2014, 21:05 WIB
Nadia Zahra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Dinas Perhubungan DKI Jakarta telah memulai revitalisasi Terminal Rawamangun, Jakarta Timur. Revitalisasi terminal ini menggunakan anggaran dari APBD DKI Jakarta, sekitar Rp 47 miliar.

Dari pantauan, terminal yang memiliki luas 11.957 meter persegi itu sudah ditutup menggunakan pembatas berbahan seng.

Pembatas itu diletakkan di sepanjang pintu gerbang masuk hingga pintu keluar Terminal Rawamangun. Alhasil, penutupan tersebut menyebabkan seluruh angkutan umum yang biasanya memasuki terminal kini tampak berada di area luar. Pembangunan ditargetkan rampung pada akhir Desember 2014.

"Di sini kami sengaja sediakan ada dua lajur ya. Yang pertama digunakan untuk mobil jenis AKAP dan bus Damri, kemudian yang satunya lagi untuk angkutan dalam kota. Lajur itu berada di luar pembatas seng yang kami tancapkan sebagai pembatas," ujar Kepala Unit Pengelola (UP) Terminal Angkutan Jalan, Anthon Parura, Senin (18/8/2014).

Karena itu, Anthon menawarkan kepada para pemilik otobus (PO) agar seluruh bus AKAP yang sebelumnya berada di dalam terminal, dialihkan secara bertahap ke beberapa terminal di wilayah DKI Jakarta.

"Di sini kan hanya diberikan satu lajur untuk bus AKAP, dan sistemnya itu kalau bus datang, ambil penumpang langsung berangkat, tanpa berhenti (mengetem). Nah kami sudah sosialisasikan ke pemilik PO untuk berikan opsi agar mengalihkan bus ke berbagai terminal lainnya. Misalnya ke Terminal Pulogadung, Kampung Rambutan, atau ke Pulogebang. Di sana masih bisa menampung kok," kata Anthon kepada Kompas.com. [Baca: Untuk Sementara, Operasional Terminal Rawamangun Dipindah ke Pulogadung].

Saat ini di kedua lajur masih terdapat banyak bus lalu lalang. Di lajur khusus bus AKAP dan Damri ada sekitar enam bus tengah mengantre. Sedangkan di lajur khusus angkutan dalam kota, seperti Mikrolet, Kowasi, dan Metro Mini terhitung sekitar belasan mobil.

Dari depan muka terminal terpantau macet, namun menuju ke Jalan Pegambiran dan Pasar Rawamangun arus kembali lancar. "Ya memang ada macet, cuma di depan terminal saja. Selebihnya melewati terminal lancar saja kok, tidak ada kepadatan," ujar Anthon.

Astuti (47) penumpang AKAP yang tengah menunggu bus jurusan Lamongan di pinggir luar terminal mengaku tidak tahu sebelumnya kalau Terminal Rawamangun tengah direvitalisasi. "Pas saya datang ke sini, tiba-tiba lagi dibangun terminalnya. Enggak tahu sih sebelumnya saya," ucap warga Manggarai, Jakarta Selatan tersebut.

Salah satu sopir bus bernama Jefri (42) mengatakan tidak terkendala, walaupun kondisi terminal sudah ditutup untuk pelaksanaan revitalisasi. "Enggak apa-apa sih, selama masih ada ruang buat kami ambil penumpang. Cuma ada beberapa kawan yang pindah ke Terminal Pulogadung sana," kata Jefri seraya tersenyum.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Megapolitan
Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Megapolitan
Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Megapolitan
Polres Bogor Buat Aplikasi 'SKCK Goes To School' untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Polres Bogor Buat Aplikasi "SKCK Goes To School" untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Megapolitan
Depresi, Epy Kusnandar Tak Dihadirkan dalam Konferensi Pers Kasus Narkobanya

Depresi, Epy Kusnandar Tak Dihadirkan dalam Konferensi Pers Kasus Narkobanya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com