Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jepang Pantau Proyek MRT

Kompas.com - 02/09/2014, 21:35 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Perdana Menteri Jepang Yasuo Fukuda memantau langsung proyek transportasi massa cepat (MRT) di Jakarta. Kunjungan Yasuo Fukuda ini merupakan yang pertama sejak proyek MRT dimulai Oktober 2013. Fukuda datang untuk memastikan proyek itu berjalan sesuai tahapan.

Fukuda dan rombongan melihat langsung proyek di sekitar Bundaran Hotel Indonesia, Senin (1/9) pagi. Direktur Utama PT MRT Jakarta Dono Boestami mengatakan, Fukuda lebih banyak mendengar dan melihat perkembangan proyek.

”Saya jelaskan bahwa proyek berjalan terus sejak diluncurkan Oktober tahun lalu. Kami meyakinkan bahwa kami bisa mengerjakan proyek sebesar ini,” kata Dono Boestami, Senin, di Jakarta.

Selain menerima penjelasan, Fukuda memperoleh sejumlah data terkait perkembangan proyek. Hadir bersama Fukuda, petinggi lembaga donor Jepang JICA, pemimpin perusahaan Gobel Group Rachmat Gobel, dan sejumlah jurnalis asal Jepang. Sebelum mendatangi lokasi proyek MRT, Fukuda bertemu dengan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo.

Investasi besar

Gubernur Jokowi menyampaikan, proyek MRT masih akan terus dikembangkan sampai ke Kampung Bandang. Selain itu, DKI juga berencana membangun MRT di koridor timur barat. Terkait rencana itu, perlu investasi yang besar. Fukuda mengaku puas dengan kunjungan kemarin.

”Saya puas dengan yang saya lihat,” katanya saat mengakhiri kunjungan bersama Jokowi di Bundaran HI.

Sejalan dengan pembangunan MRT, Pemprov DKI terus membenahi angkutan umum, salah satunya transjakarta. Sayangnya, pengguna setia transjakarta yang juga aktif di Komunitas Suara Transjakarta, David Tjahjana, menilai, pengelola transjakarta belum serius menerapkan standar pelayanan minimum (SPM) yang sudah ada.

”Karena ada kecelakaan, kemudian pelayanan terganggu, harus bisa dijelaskan kepada penumpang sampai kapan gangguan itu berlangsung. Sepengetahuan saya, waktu tunggu di halte maksimum 7 menit,” katanya.

Hal senada diungkapkan penasihat transportasi berkelanjutan di kawasan urban di Lembaga Kerja Sama Jerman, Izzul Waro.

Menurut Izzul, SPM itu meliputi pelayanan berbasis keamanan, keselamatan, kenyamanan, keteraturan, jangkauan, dan kesetaraan. Dalam setiap SPM diatur detail hal yang harus dipenuhi pengelola dalam melayani penumpang, misalnya standar suhu ruangan di dalam bus, kebutuhan ruang per penumpang, juga lama waktu tunggu maksimal.

Untuk itu, Izzul dan David berharap Dinas Perhubungan DKI Jakarta dan UP Transjakarta segera bertindak mengatasi dampak kebakaran bus bermerek Yutong yang diikuti penarikan 29 unit bus bermerek sama.

Kepala Unit Pengelola Transjakarta Pargaulan Butar Butar menyatakan segera menambah bus untuk memenuhi berkurangnya bus sejak bus Yutong ditarik. ”Ini pun masih kami bahas, masih dirapatkan,” ujarnya.

Saat ini, menurut Pargaulan, pihaknya hanya dapat menggunakan bus-bus dari koridor lain untuk dioperasikan di koridor yang busnya ditarik.

”Makanya ini masih kami bahas di rapat, untuk masalah ini,” katanya yang enggan menjelaskan lebih lanjut langkah yang akan diambil.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Megapolitan
Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Megapolitan
Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Megapolitan
Polres Bogor Buat Aplikasi 'SKCK Goes To School' untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Polres Bogor Buat Aplikasi "SKCK Goes To School" untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Megapolitan
Depresi, Epy Kusnandar Tak Dihadirkan dalam Konferensi Pers Kasus Narkobanya

Depresi, Epy Kusnandar Tak Dihadirkan dalam Konferensi Pers Kasus Narkobanya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com