Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Puas Vonis Hakim, Ortu Korban SMA 3 Minta Dukungan Ahok

Kompas.com - 03/09/2014, 14:57 WIB
Adysta Pravitra Restu

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Orangtua korban penganiayaan SMA 3, Afriand Caesary Al-Irhami, Arif Setiadi dan Diana Dewi, tidak puas dengan vonis 1 tahun 6 bulan yang diberikan hakim kepada pelaku bullying yang menewaskan puteranya. Mereka meminta dukungan dari Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama.

Mereka diterima Basuki di ruang tamu kantor Wagub, Balaikota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Rabu (3/9/2014).

Keduanya, bersama enam orang dari Gerakan Nasional Anti Bullying (GENAB), mengharapkan pengawalan dari pejabat pemerintah DKI Jakarta dan Sudin Pendidikan Menengah Jakarta Selatan untuk keadilan terhadap kasus tersebut. Mereka menilai, vonis 1 tahun 6 bulan tidak sebanding dengan penganiayaan yang menewaskan anaknya tersebut.

"Kami sangat terpukul dengan keputusan tersebut. Vonis hakim tidak memenuhi rasa keadilan. Tidak akan ada juga efek jera terhadap siswa-siswa pelaku bullying lain," ujar Diana.

Mereka menyatakan ikut menuntut keputusan vonis itu. Pasalnya, keempat pelaku seharusnya dihukum selama 3 tahun penjara. Mereka juga berharap adanya perbaikan sistem pendidikan di Indonesia agar tidak terulang lagi kejadian serupa.

Ditemui wartawan pada kesempatan yang sama, Kepala Suku Dinas Pendidikan Menengah Jakarta Selatan Suharyanto mengatakan, tragedi penganiayaan terhadap korban, Aca, menjadi pelajaran atas instansi pendidikan untuk memberikan sanksi yang lebih tegas kepada siswa-siswa pelaku bullying.

"Kita sudah didukung oleh pak Ahok, ke depannya, bila ada yang seperti ini lagi, bullying sedikit langsung dikeluarkan. Baik di negeri maupun di swasta juga langsung dikeluarkan. Kita harus tegas terhadap anak-anak yang terlibat bully karena pendidikan merupakan kepentingan semua yang harus menjadi tanggung jawab bersama," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com