Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tertibkan Pengemis, DKI Sasar 48 Titik Rawan Ini

Kompas.com - 29/09/2014, 14:40 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Pemprov DKI sedang gencar untuk menertibkan penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS). Dengan itu, Dinas Sosial DKI Jakarta bakal menertibkan PMKS di 48 titik rawan yang tersebar di lima wilayah ibu kota.

Kepala Dinas Sosial DKI Jakarta Masrokhan mengklaim, pihaknya bakal secara rutin menertibkan PMKS. "Tiap tahun kami berusaha menurunkan jumlah titik rawan PMKS. Sekarang jumlahnya mencapai 48 titik," kata Masrokhan, di Balaikota Jakarta, Senin (29/9/2014).

Padahal, pada tahun 2010, 2011, 2012, dan 2013 jumlah titik rawan masih berjumlah 48 lokasi. Kemudian pada tahun 2009 lalu, titik PMKS berjumlah 53 titik.

Adapun titik rawan PMKS yang disasar DKI adalah perempatan Coca Cola Cempaka Putih, perempatan Matraman, perempatan Pramuka, perempatan Taman Mini Indonesia Indah (TMII), perempatan Kelapa Gading, perempatan Fatmawati, perempatan Kuningan, dan lainnya.

Penertiban itu, lanjut dia, dimulai dari jalan protokol, jalan ibu kota, jalan provinsi, dan jalan wali kota. "Konsepnya, kita tertibkan PMKS di jalanan baru merambah ke jalan-jalan kelas III yang kecil-kecil. Diprioritaskan penertiban yang mengganggu ketertiban di jalan besar," kata Masrokhan.

Pihaknya telah menempatkan petugas pemantau PMKS jalanan di setiap titik rawan PMKS. Di titik rawan itu, telah didirikan posko pengendalian dengan petugas pemantau. PMKS yang terjaring akan langsung ditempatkan di panti sosial.

Para PMKS yang terjaring kemudian akan diberi surat pernyataan untuk tidak kembali lagi ke Jakarta. PMKS yang telah terjaring dan kembali lagi ke Jakarta akan dikenakan sanksi pidana.

Ia mengklaim telah memiliki data PMKS yang terjaring. "Ada sidik jari, kalau nanti (PMKS) balik ke Jakarta sudah masuk dalam ranah kriminal, penipuan," kata Masrokhan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com