Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Buat dan Jual Sabu, Iming-imingnya Rp 30 Juta Per Kilogram

Kompas.com - 23/10/2014, 17:26 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Para pembuat sabu yang ditangkap di kawasan Kalideres, Jakarta Barat, mengaku mendapat honor Rp 30 juta per kilogram sabu, dari tersangka lain yang ditangkap di apartemen Teluk Intan, Jakarta Utara.

Mereka adalah pemain baru dalam jaringan narkoba, yang memasukkan bahan baku dalam rupa sabu cair. "Saya dan 2 orang teman dibayar Rp 30 juta per kg, baik untuk jualan sabu maupun untuk memproduksinya," ucap Thian Hong, Kamis (23/10/2014).

Thian adalah satu dari dua orang pembuat sabu yang ditangkap di Perumahan Citra Garden 5 blok D4 nomor 28, Pegadungan, Kalideres, Jakarta Barat. (Baca: Sindikat Narkoba Hongkong-Indonesia Ditangkap di Kalideres dan Teluk Intan)

Honor itu, kata Thian, didapat dari Ong Ben An, warga negara Malaysia, salah satu tersangka yang menyusul ditangkap di Teluk Intan. Tawaran honor itu, aku Thian, sangat menggiurkan terutama saat usaha restorannya di kawasan Kelapa Gading baru saja tutup.

"Dibayar besar saya mau lah, apalagi kontrakan restoran saya sudah habis masa sewanya. Sudah pas setahun," kata Thian. "Siapa tahu bisa buat buka usaha lagi nanti hasil dari produksi sabu ini."

Direktur Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Mabes Polri, Brigjen Pol Anjan Pramuka Putra, mengatakan keempat tersangka ini merupakan pemain baru. Pembuatan sabu itu diduga baru berlangsung selama satu bulan.

"Bosnya itu si Ong Beng An warga Selangor, Malaysia. Dia pemodalnya yang mengatur produksi sabu. Tadi dengar kan katanya baru 1 bulan usaha, terus ketangkap di sini," kata Anjan, Kamis.

Anjan mengatakan kegiatan pembuatan sabu cair ini bukan modus kejahatan baru narkoba. Menurut dia, kasus serupa sudah pernah mereka ungkap di kawasan Jakarta Utara. (Baca: Sindikat Sabu Samarkan Bahan Baku Cair sebagai Cuka)

"Sudah lama hilang sekarang muncul lagi. Cara ini terbilang bagus untuk menipu petugas yang ada di pelabuhan," kata Anjan. Sabu cair, papar Anjan, merupakan bahan baku sabu dan bukan barang yang siap dipakai. Sabu tidak dipakai dengan cara diminum, ujar dia, melainkan dihirup asapnya seperti inhaler.

"Jika ada yang mencoba minum (sabu cair), ususnya dalam hitungan jam akan bolong dan mati penggunanya," kata Anjan. Menurut Anjan, air bahan baku sabu terbilang keras. "Satu tetes di kulit saja bisa bolong, apalagi diminum, bisa bolong ususnya dan tewas," kata dia.

(Wahyu Tri Laksono/Suprapto)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Kantongi Identitas Penusuk Lansia di Kebon Jeruk

Polisi Kantongi Identitas Penusuk Lansia di Kebon Jeruk

Megapolitan
KPAI: Kekerasan Seksual pada Anak Bisa Dicegah lewat Pola Pengasuhan yang Adaptif

KPAI: Kekerasan Seksual pada Anak Bisa Dicegah lewat Pola Pengasuhan yang Adaptif

Megapolitan
Pengamat: Kalau Dukungan Dananya Besar, Peluang Kaesang Menang pada Pilkada Bekasi Tinggi

Pengamat: Kalau Dukungan Dananya Besar, Peluang Kaesang Menang pada Pilkada Bekasi Tinggi

Megapolitan
Polisi Tangkap 6 Remaja yang Terlibat Tawuran di Sawah Besar

Polisi Tangkap 6 Remaja yang Terlibat Tawuran di Sawah Besar

Megapolitan
Rubicon Mario Dandy Tak Dilirik Pembeli, Mobil Akan Dilelang Lagi dengan Harga yang Telah Dikorting

Rubicon Mario Dandy Tak Dilirik Pembeli, Mobil Akan Dilelang Lagi dengan Harga yang Telah Dikorting

Megapolitan
Siap Bertarung dengan Benyamin-Pilar pada Pilkada Tangsel, Gerindra: Kami Punya Sejarah, Selalu Melawan Petahana

Siap Bertarung dengan Benyamin-Pilar pada Pilkada Tangsel, Gerindra: Kami Punya Sejarah, Selalu Melawan Petahana

Megapolitan
Gerindra Bakal Pertimbangkan Marshel Widianto Maju Pilkada Tangsel 2024

Gerindra Bakal Pertimbangkan Marshel Widianto Maju Pilkada Tangsel 2024

Megapolitan
Kekerasan Seksual terhadap Anak Naik 60 Persen, KPAI Ungkap Penyebabnya

Kekerasan Seksual terhadap Anak Naik 60 Persen, KPAI Ungkap Penyebabnya

Megapolitan
Gerindra Kantongi 7 Nama Kader Internal untuk Pilkada Tangsel, Tak Ada Komika Marshel Widianto

Gerindra Kantongi 7 Nama Kader Internal untuk Pilkada Tangsel, Tak Ada Komika Marshel Widianto

Megapolitan
Kaesang Dinilai Tak Cocok Jadi Cawalkot Bekasi karena Tak Lahir dan Besar di Bekasi

Kaesang Dinilai Tak Cocok Jadi Cawalkot Bekasi karena Tak Lahir dan Besar di Bekasi

Megapolitan
Gerindra Pastikan Bakal Usung Kader Internal pada Pilkada Tangsel 2024

Gerindra Pastikan Bakal Usung Kader Internal pada Pilkada Tangsel 2024

Megapolitan
Diisukan Maju Cawalkot Bekasi, Kaesang Disebut Butuh Panggung Politik buat Dongkrak Popularitas

Diisukan Maju Cawalkot Bekasi, Kaesang Disebut Butuh Panggung Politik buat Dongkrak Popularitas

Megapolitan
Zoe Levana Terjebak 4 Jam di Jalur Transjakarta, Bisa Keluar Setelah Bus Penuh Penumpang lalu Jalan

Zoe Levana Terjebak 4 Jam di Jalur Transjakarta, Bisa Keluar Setelah Bus Penuh Penumpang lalu Jalan

Megapolitan
Cibubur Garden Eat & Play: Harga Tiket Masuk, Wahana dan Jam Operasional Terbaru

Cibubur Garden Eat & Play: Harga Tiket Masuk, Wahana dan Jam Operasional Terbaru

Megapolitan
Fakta-fakta Komplotan Begal Casis Polri di Jakbar: Punya Peran Berbeda, Ada yang Bolak-balik Dipenjara

Fakta-fakta Komplotan Begal Casis Polri di Jakbar: Punya Peran Berbeda, Ada yang Bolak-balik Dipenjara

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com