Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terhambat Proses Administrasi, Proyek Pengerukan Kali Molor

Kompas.com - 29/10/2014, 17:32 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Proyek pengerukan kali atau Jakarta Emergency Dredging Initiative/JEDI bisa berlanjut. Proyek ini sempat tersendat karena persoalan administrasi pembayaran dana pinjaman Bank Dunia. Akibat persoalan itu, tahapan proyek menjadi molor selama enam bulan.

Pelaksana Tugas Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menyampaikan, molornya target proyek itu terjadi karena lambannya kerja satuan kerja perangkat daerah (SKPD). Menurut Basuki, SKPD terkait belum memiliki visi secepat yang diinginkannya.

”Proyek ini harusnya tidak perlu terlambat enam bulan. Karena penundaan ini, kepercayaan internasional terhadap Pemprov DKI Jakarta terganggu,” kata Basuki, Selasa (28/10), di Jakarta.

Proyek pengerukan kali adalah proyek bantuan Bank Dunia senilai Rp 1,2 triliun. Dari jumlah itu, Rp 756 miliar dikelola Pemprov DKI Jakarta. Sementara Rp 500 miliar dikelola Kementerian Pekerjaan Umum.

Proyek ini mulai dikerjakan awal 2014 di Kali Ciliwung, Kali Cideng, dan di Waduk Melati. Tujuan proyek untuk memperbesar kapasitas tampung saluran air. Sehingga ketika musim hujan dapat menjadi pengendali banjir.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum DKI Jakarta Manggas Rudy Siahaan menampik dirinya menghambat proyek pengerukan kali. Dia hanya ingin berhati-hati agar tidak salah langkah membubuhkan tanda tangan pembayaran proyek pengerukan kali.

Pembebasan lahan

Selain persoalan itu, proyek penanganan banjir yang lain juga menghadapi kendala. Program normalisasi kali saat ini masih terhambat pembebasan lahan yang dihuni sekitar 100.000 keluarga.

Kepala Bidang Pelaksanaan Sumber Daya Air, Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane Bastari mengatakan, normalisasi Kali Pesanggrahan, Angke, dan Sunter sudah berlangsung sejak 2013 dan masih terus berjalan. Normalisasi Kali Ciliwung juga sedang berjalan.

Permukiman Kampung Pulo di Kelurahan Kampung Melayu, Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur, dipastikan masih terendam luapan Kali Ciliwung. Tak sedikit rumah di permukiman itu didirikan di palung sungai, bukan lagi di bibir sungai.

Namun, Bastari memperkirakan potensi banjir luapan dari Kali Ciliwung dapat ditekan sedikit karena sudah ada pelebaran dan pengerukan di beberapa tempat Kali Ciliwung.

Bastari mengungkapkan, normalisasi masih menghadapi permasalahan yang sama, yakni pembebasan lahan. Dari 84 hektar area permukiman yang harus dibebaskan untuk proyek normalisasi PAS, normalisasi Kali Ciliwung, termasuk sodetan Kali Ciliwung, baru 5 persen yang dibebaskan Pemerintah Provinsi DKI. Ada sekitar 100.000 keluarga yang harus direlokasi untuk pembebasan lahan itu.

Sesuai target pekerjaan, normalisasi PAS dan Kali Ciliwung selesai pada 2016 hingga 2017. Pekerjaan normalisasi masih akan dilanjutkan pada 2015, yakni normalisasi Kali Cipinang dan Kali Krukut. Ditargetkan 2017, penanganan banjir dengan normalisasi sungai-sungai di Jakarta baru selesai.

Di Jakarta Barat, normalisasi Kali Semongol, Tegal Alur, Kalideres diundur karena rumah susun sederhana sewa Daan Mogot belum siap.

”Harusnya pembersihan bantaran Kali Semongol akan dilakukan pada 28 Oktober 2014,” ujar Anik Sulastri, Lurah Tegal Alur, kemarin.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com