"Belum ada hasil. Paling cepat tiga hari," kata Kepala Satuan Reserse Kriminal Ajun Komisaris Besar Tatan Dirsan Atmaja saat dihubungi Selasa (4/11/2014).
Tatan mengatakan, pemeriksaan akan dilanjutkan untuk mengumpulkan data-data terkait yang masih dibutuhkan untuk proses penyidikan. Hari ini pun, tim penyidik masih akan melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).
Pemeriksaan tersebut bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya peristiwa itu. Bila terbukti adanya kesalahan perencanaan, maka kepolisian akan menindak secara hukum pihak pengembang yaitu PT Sartonia Agung.
Jembatan tersebut ambruk pada Jumat (31/11/2014) sekitar pukul 06.00. Jembatan merupakan bagian dari proyek peremajaan Gedung Perpustakaan dan Gedung Arsip Pemerintah Provinsi DKI Jakarta senilai Rp 24 miliiar.
Dugaan awal, jembatan itu ambruk karena minimnya tiang penyangga sehingga penyangga yang ada tidak mampu menahan beban jembatan yang saat itu tengah dicor. Saat kejadian, sembilan pekerja pengecor berada di atas jembatan.
Diperkirakan, empat orang pekerja yang posisinya berada di tengah tidak dapat menyelamatkan diri sehingga tertimbun coran. Sementara lima lainnya berhasil melompat sehingga selamat, meskipun mengalami luka-luka cukup berat.
Selain dikerjakan oleh PT Sartonia Agung, proyek tersebut juga melibatkan PT Citra Murni Semesta sebagai perencana, dan PT Citra Rancang Mandiri sebagai pengawas. Proyek dimulai pada September 2014 lalu dan ditargetkan untuk selesai tahap konstruksi pada Desember 2014.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.