Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Ada Mobil Dinas Baru untuk Pejabat Struktural di Jakarta

Kompas.com - 28/11/2014, 22:12 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tidak akan menyediakan kendaraan baru untuk pejabat struktural. Para pejabat DKI Jakarta akan mendapatkan mobil sewaan sebagai kendaraan dinas.

Selain penghematan, program itu dilakukan untuk menghindari penyimpangan penggunaan dana operasional.

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menyampaikan, keputusan tersebut berlaku mulai tahun anggaran 2015. Menurut Basuki, penggunaan mobil sewaan lebih menyederhanakan pengelolaan mobil dinas pejabat.

”Dengan cara itu, kami tak menghadapi risiko mobil disalahgunakan. Biaya operasional kendaraan menjadi lebih murah,” kata Basuki, Kamis (27/11), di Jakarta.

Bagi pejabat yang tidak bersedia menggunakan mobil sewaan, Pemprov DKI Jakarta akan menyediakan uang pengganti sewa mobil untuk tunjangan biaya transportasi pejabat yang bersangkutan.

”Misalnya biaya sewa satu mobil sedan Rp 9,5 juta per bulan, kami akan memberi pejabat itu uang Rp 9,5 juta. Begitu pula untuk pejabat lain sesuai dengan posisi eselon saat ini,” kata Basuki.

Sebagian pejabat struktural DKI Jakarta saat ini menggunakan angkutan umum, seperti bus dan kereta rel listrik, menuju tempat tugas. Beberapa di antara mereka menggunakan kendaraan dinas sesuai jatah posisinya.

Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta M Akbar mendukung rencana tersebut. Menurut dia, penggunaan kendaraan sewa saat ini sudah lazim di perusahaan-perusahaan besar.

Bagi Akbar, yang juga menggunakan kendaraan dinas, mobil sewaan lebih terjamin kondisinya. ”Tidak mungkin pihak yang menyewakan mobil menyediakan kendaraan yang tidak laik jalan. Sebab, hal ini menyangkut reputasinya sebagai perusahaan penyewa kendaraan,” katanya.

Pendapat serupa juga disampaikan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah DKI Jakarta Andi Baso. Andi mengemukakan, penggunaan mobil sewaan sangat menunjang kinerja karena pejabat tak direpotkan lagi dengan perawatan kendaraan.

Andi sendiri tak selalu menggunakan mobil dinas saat ke kantornya di Balai Kota Jakarta.
Mobil dinas DPRD

Meski demikian, tahun depan Pemprov DKI Jakarta tetap melakukan pengadaan mobil bagi lima unsur pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. Sekretaris DPRD DKI Jakarta Mangara Pardede mengatakan, pengadaan mobil itu merupakan hak unsur pimpinan Dewan. Sementara bagi unsur pimpinan komisi, tak ada pengadaan mobil dinas baru.

”Kendaraan untuk pimpinan alat kelengkapan dewan menggunakan mobil dinas pinjam pakai. Harus dikembalikan jika masa jabatannya berakhir,” kata Mangara.

Pada periode jabatan 2009-2014, ada 89 mobil dinas pinjam pakai buat anggota DPRD. Namun, salah satu mantan pemimpin DPRD periode 2009-2014 ingin membeli mobil dinas yang biasa dia pakai. Menurut Mangara, hal itu diperbolehkan selama melalui proses lelang.

Mobil-mobil dinas yang dipakai DPRD periode lalu tersebut saat ini berada di tempat parkir bawah tanah Gedung DPRD DKI di Jalan Kebon Sirih. Semua mobil itu terlihat kusam dan berdebu. Mangara menambahkan, Sekretariat DPRD DKI meminta Badan Pemeriksa Keuangan mengaudit kondisi mobil-mobil tersebut sebelum dikembalikan kepada Badan Pengelola Keuangan Daerah. (NDY)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com