Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Keuntungan Penerapan Transaksi Non Tunai di Pasar Jakarta

Kompas.com - 08/12/2014, 21:56 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Mulai Januari 2015, sebanyak 153 pasar tradisional yang dikelola PD Pasar Jaya akan menerapkan sistem transaksi nontunai. Direktur utama (Dirut) PD Pasar Jaya Djangga Lubis mengatakan, sistem ini mewajibkan seluruh pedagang atau pemilik kios membayar biaya pengelolaan pasar (BPP) seperti retribusi kebersihan, keamanan, dan listrik, diautodebetkan langsung dari rekening.

Bank yang telah bekerja sama dengan PD Pasar Jaya adalah Bank DKI, Bank Mandiri, BRI, BNI, BTN, Bank OCBC-NISP, dan BCA.

"Jadi, enggak harus buka rekening di Bank DKI. Kalau pedagang sudah punya rekening di salah satu bank itu, ya pakai rekening bank yang lama saja. Kalau belum punya rekening di sana, ya harus buka rekening," kata Djangga di Balaikota, Senin (8/12/2014).

Transaksi non tunai ini, kata Djangga, menguntungkan PD Pasar Jaya dan pedagang. Pembayaran BPP menjadi lebih terdata sehingga dapat mencegah kebocoran penerimaan BPP yang terjadi selama ini. Sementara keuntungan yang didapat pedagang adalah mereka bisa mengetahui besaran BPP yang harus dibayarkan. Pasalnya, selama ini ada oknum pengelola pasar yang mengemplang besaran BPP pedagang.

Selain oknum pengelola pasar yang tidak transparan, lanjut dia, ada pedagang yang "menembak" harga BPP yang dibayar ke petugas.

"Kalau menggunakan sistem nontunai, jadi jelas. Yang penting sekarang pedagang wajib punya rekening, tinggal di-autodebet-kan," kata Djangga.

Apabila ada pedagang yang tidak setuju penerapan sistem nontunai ini, lanjut dia, berarti pedagang tersebut termasuk oknum yang tidak membayar BPP sesuai aturan. Berdasarkan data PD Pasar Jaya, terdapat 50 ribu pedagang dengan 104.000 kios di 153 pasar tradisional yang dikelola PD Pasar Jaya.

"Tahun ini, Pasar Manggis jadi percontohan pembayaran retribusi nontunai. Tahun depan, mulai Januari, semua pasar sudah menerapkan sistem transaksi nontunai," kata Djangga.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Gelar Audiensi Terkait Penjarahan Rusunawa Marunda, Libatkan Pengelola Lama dan Baru

Polisi Gelar Audiensi Terkait Penjarahan Rusunawa Marunda, Libatkan Pengelola Lama dan Baru

Megapolitan
Keroyok Pemuda di Tangsel Akibat Buang Air Kecil Sembarangan, Dua Pelaku Ditangkap Polisi

Keroyok Pemuda di Tangsel Akibat Buang Air Kecil Sembarangan, Dua Pelaku Ditangkap Polisi

Megapolitan
Polisi Buru Pemasok Sabu untuk Virgoun

Polisi Buru Pemasok Sabu untuk Virgoun

Megapolitan
Tak Mau Vandalisme, Fermul Kini Minta Izin Dulu Sebelum Bikin Grafiti di Fasilitas Publik

Tak Mau Vandalisme, Fermul Kini Minta Izin Dulu Sebelum Bikin Grafiti di Fasilitas Publik

Megapolitan
Pengelola Diminta Kembali Laporkan 7 Eks Pekerja yang Jarah Aset Rusunawa Marunda

Pengelola Diminta Kembali Laporkan 7 Eks Pekerja yang Jarah Aset Rusunawa Marunda

Megapolitan
Polisi Belum Tetapkan Virgoun Jadi Tersangka Kasus Dugaan Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Belum Tetapkan Virgoun Jadi Tersangka Kasus Dugaan Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Sederet Masalah Rumah Subsidi Jokowi di Cikarang: Bangunan Tak Kokoh, Keramik Terangkat, hingga Air Kotor dan Berbau

Sederet Masalah Rumah Subsidi Jokowi di Cikarang: Bangunan Tak Kokoh, Keramik Terangkat, hingga Air Kotor dan Berbau

Megapolitan
Polisi Tangkap Virgoun Usai Konsumsi Sabu dengan Seorang Perempuan

Polisi Tangkap Virgoun Usai Konsumsi Sabu dengan Seorang Perempuan

Megapolitan
Pemprov DKI Segel Bangunan di Menteng yang Diduga Langgar Aturan Perubahan Tata Ruang

Pemprov DKI Segel Bangunan di Menteng yang Diduga Langgar Aturan Perubahan Tata Ruang

Megapolitan
Hasil Tes Urine Virgoun Positif Metamfetamina

Hasil Tes Urine Virgoun Positif Metamfetamina

Megapolitan
Polisi Sita Sabu dan Alat Isap Saat Tangkap Virgoun

Polisi Sita Sabu dan Alat Isap Saat Tangkap Virgoun

Megapolitan
Pemkot Bakal Normalisasi Sungai Cidepit di Gang Makam Bogor

Pemkot Bakal Normalisasi Sungai Cidepit di Gang Makam Bogor

Megapolitan
Minta Inspektorat Periksa 7 Pekerja yang Jarah Rusunawa Marunda, Heru Budi: Harus Ditindak!

Minta Inspektorat Periksa 7 Pekerja yang Jarah Rusunawa Marunda, Heru Budi: Harus Ditindak!

Megapolitan
Pendukung Tak Ingin Anies Duet dengan Kaesang, Pengamat: Bentuk Penegasan Mereka Anti Jokowi

Pendukung Tak Ingin Anies Duet dengan Kaesang, Pengamat: Bentuk Penegasan Mereka Anti Jokowi

Megapolitan
Sudah Bayar Rp 250.000 Per Bulan, Air Warga Perumahan Subsidi Jokowi di Cikarang Sering Kotor dan Berbau

Sudah Bayar Rp 250.000 Per Bulan, Air Warga Perumahan Subsidi Jokowi di Cikarang Sering Kotor dan Berbau

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com