Imbasnya, sopir taksi Express kehilangan penumpang. Beberapa sopir Express yang ditemui mengatakan, pendapatan mereka menurunkan setelah kejadian itu.
Seperti yang disampaikan Tono (44), sopir taksi Express yang sering mangkal di kawasan Senen, Jakarta Pusat. Dia mengaku, sejak kasus perampokan di dalam taksi mencuat di media, dirinya kesulitan mendapat penumpang.
"Ya jelas menurun. Biasanya kemarin-kemarin sehari saya bisa dapat sejutaan lebih, sekarang paling Rp 300.000-an. Kecillah, Mas. Mana setoran saya nunggak. Makanya, saya enggak ke kantor," kata dia ditemui di Kantor Sudin Perhubungan Pemkot Jakarta Pusat, Senin (8/12/2014), karena terjaring razia taksi di kawasan Senen.
Doni juga senasib dengan Tono. Sopir taksi Express ini mengatakan, penumpang sering menanyakan kasus perampokan taksi Express. Penumpang, kata dia, banyak yang mengeluh dan resah jika naik taksi.
"Saya keselnya ya nama Express jadi buruk. Beberapa kali saya ditanyakan penumpang soal kasus itu. Saya jawab, itu bukan taksi Express. Kalau begini kita juga kebingungan, calon penumpang jadi pada takut naik Express. Gimana mau dapat penumpang," katanya. (m2)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.