Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 11/12/2014, 11:38 WIB
Unoviana Kartika

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - "Jadi benar nih motor enggak boleh melintas?" celetuk Mieke (41) warga Pondok Kopi, Jakarta Timur saat melihat rambu-rambu larangan sepeda motor di sekitar Harmoni, Jakarta Pusat. Mieke mengira, aturan tersebut hanya sekadar wacana dan tidak jadi dilaksanakan.

Menurut wanita yang berprofesi sebagai public relation ini, larangan itu sangat merugikan bagi pengendara motor. Meski tidak menggunakan sepeda motor untuk beraktivitas sehari-hari, namun ibu dua anak ini pun mengaku sering mengandalkan kendaraan tersebut saat sedang terburu-buru.

"Kalau enggak boleh melintas (di Jalan MH Thamrin-Jalan Medan Merdeka Barat) susah juga. Saya sering bertemu klien di Thamrin," ujar wanita berambut panjang ini, Kamis (11/12/2014).

Sementara itu, Putra (27), warga Petukangan, yang kerap melintasi Jalan MH Thamrin dengan motor hanya bisa pasrah dengan pemberlakuan aturan tersebut. Sama seperti Mieke, Putra juga menganggap aturan pelarangan sepeda motor merugikan pengendara kendaraan roda dua itu.

Kendati demikian, ia lebih memilih melintasi jalan alternatif daripada harus memarkir kendaraannya di salah satu gedung di sekitar kedua jalan itu dan beralih menggunakan bus tingkat yang disediakan gratis.

"Ngapain markir (sepeda motor) terus naik bus? Kalau urusannya lama mahal dong parkirnya. Belum lagi, harus nyambung bus lagi sehabis sampai Harmoni," ucap salah satu pekerja di kawasan Pasar Baru ini.

Pengamatan Kompas.com. meski baru akan diberlakukan per tanggal 17 Desember mendatang, rambu-rambu larangan sepeda motor sudah terpasang di beberapa titik di sekitar Jalan MH Thamrin dan Jalan Medan Merdeka Barat, antara lain di kawasan Harmoni dan di ujung Jalan Medan Merdeka Barat yang berbatasan dengan Jalan Medan Merdeka Utara. Rambu-rambu itu ada yang berupa gambar sepeda motor yang dicoret, ada pula yang berupa kata-kata dengan alas biru. Kata-kata tersebut yaitu

"Kawasan Pembatasan Lalu Lintas Sepeda Motor (Jl MH Thamrin dan JL Medan Merdeka Barat)". Rambu-rambu tersebut masih tampak baru dengan plastik yang masih melapisinya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Periksa Pelajar SMP yang Jadi Korban dan Pelaku Perundungan di Bogor

Polisi Periksa Pelajar SMP yang Jadi Korban dan Pelaku Perundungan di Bogor

Megapolitan
Tangis Haru dan Sujud Syukur Casis Bintara yang Dibegal Usai Diterima Kapolri Jadi Polisi...

Tangis Haru dan Sujud Syukur Casis Bintara yang Dibegal Usai Diterima Kapolri Jadi Polisi...

Megapolitan
Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Megapolitan
Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

Megapolitan
Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com