Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wali Kota Jakarta Barat Mengaku Siap Gusur Warga Kampung Apung

Kompas.com - 18/12/2014, 21:24 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Wali Kota Jakarta Barat Anas Effendi mengatakan siap menggusur rumah warga yang berada di permukiman Kampung Apung yang berada di atas Tempat Pemakaman Umum (TPU) Kapuk Teko, Kapuk, Cengkareng, Jakarta Barat. Bangunan itu digusur untuk membuat jalan terusan dari Lebak Bulus menuju Bandara Soekarno-Hatta.

Sebab, kata Anas, warga Kapuk Teko tersebut lebih memilih bertahan di rumahnya yang berada di atas makam daripada harus pindah ke wilayah lainnya. Padahal, setiap musim hujan warga tersebut kerap kebanjiran dan mengeluhkan kepada pihak Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Barat.

"Warga Kampung Apung itu lebih milih bertahan di rumahnya. Dan senang kebanjiran saat musim hujan. Saya sudah bingung sama warga sana maunya apa," kata Anas di Kompleks Pemkot Jakarta Barat, Kamis (18/12/2014). [Baca: Jeritan Warga Kampung Apung]

Kata Anas, Pemerintah Provinsi sudah berusaha memberikan ganti rugi sesuai dengan nilai jual obyek pajak (NJOP) dan memberikan rumah pengganti berupa rusunawa Daan Mogot dan Tambora. Tetapi, semuanya ditolak dan mereka memilih bertahan.

"Jadi permukiman Kapuk Teko itu akan terkena pembangunan trase jalan menuju Bandara Soetta. Nah, kami sudah tawarkan ganti rugi maupun rusun. Tetapi mereka menolak, makanya daripada proyek tersebut terhambat, kami akan gusur secara paksa saja tahun 2015 nanti," kata Anas.

Anas mengatakan, Kampung Apung akan terkena proyek terusan pembangunan Jalan Panjang Raya menghubungkan wilayah Lebak Bulus hingga Bandara Soetta. Jalur ini nantinya menjadi alternatif untuk mempersingkat waktu tempuh dan mengurangi kemacetan.

"Nah, Kampung Apung atau Kampung Teko yang berlokasi di RW 01 Kelurahan Kapuk, Kecamatan Cengkareng, Jakarta Barat, ini bakal terkena trase jalan selebar 26 meter," ujarnya.

Karena itu, pemerintah tak bisa menyanggupi permintaan warga untuk membuat taman interaksi ataupun rusunawa di kawasan makam jika nantinya sudah berhasil diuruk.

"Kan mau dibangun jalan setelah diuruk masa malah mau diminta dibuatin rusun sama taman. Enggak mungkin mengorbankan kepentingan banyak orang yang meminta jalan dibuat, daripada memenuhi penduduk Kampung Apung yang jumlahnya cuma sedikit itu," ucapnya.

Rudi Suwandi, Ketua RT 10 Kampung Apung, mengatakan, wacana tersebut sudah berulang kali didengarnya, tetapi urung terjadi. Ia mengaku siap jika memang harus digusur untuk kepentingan banyak orang. Asalkan, kata Rudi, ganti rugi yang diberikan jelas dan tak hanya sekadar wacana. Ia justru menantang pemerintah untuk merealisasikan trase jalan penghubung tersebut. Jika tak berani, lebih baik melakukan normalisasi Kampung Apung saja yang tak kunjung terlaksana.

"Kalau mau digusur silakan, kalau pemerintah berani. Kami siap tetap bertahan di sini. Kami cuma minta satu, yaitu pelaksanaan normalisasi Kampung Apung saja," kata Rudi saat dihubungi. (Wahyu Tri Laksono)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Berkali-kali Minta Dipulangkan dari RSJ Bogor

Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Berkali-kali Minta Dipulangkan dari RSJ Bogor

Megapolitan
Mengaku Kerja di Minimarket, Pemuda Curi Uang Rp 43 Juta dari Brankas Toko

Mengaku Kerja di Minimarket, Pemuda Curi Uang Rp 43 Juta dari Brankas Toko

Megapolitan
Kronologi Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus, Pelaku Kesal Teman Korban Ikut Memarkirkan Kendaraan

Kronologi Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus, Pelaku Kesal Teman Korban Ikut Memarkirkan Kendaraan

Megapolitan
Syarat Maju Pilkada DKI Jalur Independen: KTP dan Pernyataan Dukungan Warga

Syarat Maju Pilkada DKI Jalur Independen: KTP dan Pernyataan Dukungan Warga

Megapolitan
17 Kambing Milik Warga Depok Dicuri, Hanya Sisakan Jeroan di Kandang

17 Kambing Milik Warga Depok Dicuri, Hanya Sisakan Jeroan di Kandang

Megapolitan
Pintu Rumah Tak Dikunci, Motor Warga di Sunter Dicuri Maling

Pintu Rumah Tak Dikunci, Motor Warga di Sunter Dicuri Maling

Megapolitan
Viral Video Geng Motor Bawa Sajam Masuk Kompleks TNI di Halim, Berakhir Diciduk Polisi

Viral Video Geng Motor Bawa Sajam Masuk Kompleks TNI di Halim, Berakhir Diciduk Polisi

Megapolitan
Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Bakal Dipindahkan ke Panti ODGJ di Bandung

Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Bakal Dipindahkan ke Panti ODGJ di Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Curi Uang Korban

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Curi Uang Korban

Megapolitan
Ketua RW Nonaktif di Kalideres Bantah Gelapkan Dana Kebersihan Warga, Klaim Dibela DPRD

Ketua RW Nonaktif di Kalideres Bantah Gelapkan Dana Kebersihan Warga, Klaim Dibela DPRD

Megapolitan
Menjelang Pendaftaran Cagub Independen, Tim Dharma Pongrekun Konsultasi ke KPU DKI

Menjelang Pendaftaran Cagub Independen, Tim Dharma Pongrekun Konsultasi ke KPU DKI

Megapolitan
DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

Megapolitan
Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Megapolitan
Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Megapolitan
Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com