Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembenahan Halte Transjakarta Mendesak

Kompas.com - 20/01/2015, 14:00 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Halte bus transjakarta mendesak dibenahi untuk mengakomodasi pertumbuhan jumlah penumpang. Akses menuju halte juga perlu dibenahi agar semakin banyak orang tertarik menggunakan transjakarta tanpa kesulitan menuju ke halte atau berpindah koridor.

Pantauan Kompas, kondisi sebagian halte transjakarta itu sudah memprihatinkan. Di Halte Rawa Selatan, Jakarta Pusat, misalnya, tangga-tangga menuju jembatan penyeberangan banyak yang sambungannya mulai terbuka. ”Sudah lama itu, tapi belum ada perbaikan,” kata Tata, penumpang transjakarta Koridor II, Senin (19/1/2015).

Pada musim hujan, penumpang transjakarta mesti berhati-hati saat melintasi jembatan karena licin. Desain jembatan yang terbuka dan sempit juga membuat air hujan mudah tempias. ”Saat hujan dan angin, kita bisa basah kalau lewat jembatan, apalagi yang panjang dan sempit seperti di penghubung Halte Semanggi-Bendungan Hilir. Beberapa akses ke jembatan dan halte juga terlalu curam,” ujar Rieke, pengguna lain transjakarta.

Koordinator Suara Transjakarta David Tjahjana mengatakan, ada beberapa hal terkait halte yang mesti diperbaiki. ”Beberapa halte masih sulit diakses karena aksesnya berupa tangga. Ini menyulitkan penyandang disabilitas serta orang lanjut usia,” katanya.

David juga mencatat, beberapa halte tidak bisa difungsikan karena beda ketinggian dengan lantai bus. Kondisi ini terjadi setelah aspal jalur busway ditinggikan, sedangkan halte tidak berubah. Beberapa halte yang mengalami masalah ini ada di Koridor III.

Dari sisi pertumbuhan penumpang, David setuju ada perluasan halte, seperti di Halte Cawang UKI. Halte tersebut menjadi pertemuan beberapa koridor transjakarta, antara lain Koridor VII, IX, dan X.

David sepakat halte ditambah dengan aneka fasilitas, seperti tempat makan dan minum, serta toilet. Dengan demikian, halte menjadi tempat pengembangan berbasis transit seperti di stasiun. Pengembangan halte ini harus didesain baik sehingga tidak mengganggu lalu lintas penumpang.

Beberapa halte yang berada terlalu dekat dengan lampu lalu lintas juga perlu dibenahi. Sebab, saat lampu merah, bus yang berhenti menutupi sebagian pintu halte dan menyebabkan bus yang ada di belakangnya tidak bisa masuk halte. Beberapa halte yang memiliki masalah ini adalah Halte Senen, Slipi Petamburan, dan Matraman 1.

Adapun di Dukuh Atas 2, bus transjakarta sering kali harus mengantre masuk halte karena pintu untuk menaikturunkan penumpang sangat terbatas. Padahal, ada dua koridor yang menggunakan halte ini, yakni Koridor IV dan VI.

Bisa dipisahkan

David mengatakan, pengelolaan jembatan penyeberangan dan halte bisa tetap dipisahkan antara PT Transjakarta dan Pemprov DKI. Yang penting, ada standar yang jelas dan diterapkan oleh semua pihak.

Daryono, anggota Dewan Transportasi Kota Jakarta dari unsur awak angkutan, menyampaikan, pramudi juga kesulitan menemukan toilet di halte-halte ujung yang menjadi tempat aplus pramudi.

Direktur Utama PT Transportasi Jakarta ANS Kosasih mengatakan, pihaknya siap menerima pengelolaan halte secara keseluruhan. ”Kalau halte dan JPO kami kelola, akan ada kenaikan anggaran pelayanan publik (PSO) yang kami ajukan untuk pengelolaan halte,” katanya.

Kosasih juga menargetkan revitalisasi seluruh halte bus transjakarta. Standar halte bus transjakarta nantinya akan sama dengan Halte Karet, Tosari, Polda Metro Jaya, dan Mampang.

”Sudah ada desain dari ITDP. Kalau ingin haltenya memuat lebih banyak orang dan ditambah fasilitas umum, bisa saja halte tingkat dua,” katanya.

Jumlah halte transjakarta saat ini 218 halte di 12 koridor. Dari jumlah itu, baru empat halte yang direvitalisasi. Untuk revitalisasi, satu halte memerlukan dana Rp 2 miliar-Rp 3 miliar. Jarak antarhalte mulai 350 meter hingga 2.250 meter.

Menurut rencana, halte akan dilengkapi sistem informasi penumpang. Informasi ini berisi lokasi bus yang akan masuk halte dan perkiraan waktu tempuh bus ke halte itu. Uji coba penerapan sistem ini sudah dimulai Koridor I, tetapi sempat berhenti.

Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Benjamin Bukit, dalam paparan saat diskusi Institut Studi Transportasi, pekan lalu, mengatakan, jembatan penghubung antara halte transjakarta akan dibuat terkoneksi stasiun kereta api atau terminal bus serta pusat-pusat kegiatan termasuk tempat hiburan. (FRO/ART)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kejamnya Nico Bunuh Teman Kencan di Indekos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Kejamnya Nico Bunuh Teman Kencan di Indekos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Megapolitan
Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Megapolitan
Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Megapolitan
Mochtar Mohamad Resmi Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi pada Pilkada 2024

Mochtar Mohamad Resmi Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi pada Pilkada 2024

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal 'Numpang' KTP Jakarta

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal "Numpang" KTP Jakarta

Megapolitan
Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Megapolitan
Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Megapolitan
Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir Saat Berteduh di Bawah Pohon

Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir Saat Berteduh di Bawah Pohon

Megapolitan
Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Megapolitan
NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Pendeta Gilbert Lumoindong Kembali Dilaporkan atas Dugaan Penistaan Agama

Pendeta Gilbert Lumoindong Kembali Dilaporkan atas Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang Jakut

Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang Jakut

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com