"Ini ada satu juta ayam di Jakarta. Maksud aku jadi satu begitu plek. Daripada ayam itu tercecer ke sana ke mari berantakan," kata Djarot sambil melihat kondisi tempat pemotongan ayam di pasar tersebut. Menurut dia, saat ini, baik tempat penjualan maupun tempat pemotongan ayam berada tersebar di seluruh Jakarta.
Dengan tersebarnya tempat itu, pengelolaan dan pengawasannya pun dinilai Djarot masih sulit. "Dipusatkan supaya penataannya bisa komprehensif. Kita kan harus jual ayam yang bagus, jangan sampai dibilang ayam kita itu ayam tiren," ucap Djarot.
Lokasi pilihan untuk sentra pasar ayam ini belum dipastikan Djarot. Tetapi, kata dia, tempat tersebut nanti harus sesuai dengan peruntukkan dan terkait dengan proses pengolahan limbah yang harus jelas. "Lokasinya nanti Pak Wali (Jakarta Timur) yang menentukan," ucap dia.
Tentang pengolahan limbah, mantan Wali Kota Blitar ini menekankan harus dipikirkan betul. Kata dia, limbah tidak boleh dibuang sembarangan karena berhubungan dengan penyakit dari ayam yang mudah sekali menular.
Pantauan Kompas.com, setelah mengunjungi pasar ayam, Djarot menuju ke kantor Kelurahan Pisangan Baru yang letaknya cukup dekat dari pasar. Ditemani oleh Wali Kota Jakarta Timur Bambang M dan Camat Matraman Heri Nugroho, Djarot berbincang soal pelayanan terpadu satu pintu (PTSP).
Sekitar 10 menit di kantor kelurahan, Djarot mengunjungi warung kopi di seberang kantor untuk minum kopi hitam. Selain menyeruput kopi, warga sekitar berdatangan dan meminta foto bahkan selfie bersama Djarot.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.