Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Bambang Widjojanto tentang Kapolsek yang Mendadak Ikut Atur Lalu Lintas

Kompas.com - 24/01/2015, 19:22 WIB
Alsadad Rudi

Penulis


DEPOK, KOMPAS.com - Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi, Bambang Widjojanto, menceritakan kejanggalan yang ia alami sebelum polisi menangkapnya di jalan raya, Jumat (24/1/2015) pagi. Kejanggalan tersebut tampak ketika Kepala Polsek Sukmajaya Komisaris Agus Widodo ikut mengatur lalu lintas di Jalan Bahagia Raya, Sukmajaya, Depok, yang biasa digunakan Bambang untuk mengantar anak bungsunya, Muhammad Yattaqi (10), ke sekolah.

Bambang menuturkan, Jalan Bahagia Raya merupakan jalur yang sering mengalami kemacetan di pagi hari. Karena itu, ia mengaku biasanya berangkat mengantarkan anaknya lebih pagi. Namun, pada Jumat pagi kemarin, mereka berangkat agak siang.

"Biasa saya ngantar pagi-pagi sekali, cuma kemarin itu agak terlambat. Baru keluar dari rumah 06.30. Begitu nyampe jalan besar, Jalan Bahagia Raya, saya agak surprise karena ada Pak Kapolsek di situ mengatur lalu lintas. Biasanya jarang-jarang Pak Kapolsek," kata Bambang di rumahnya, Kampung Bojong Lio, Cilodong, Depok, Sabtu (24/1/2015).

Bambang mengaku kenal dekat dengan Agus karena keduanya pernah berkenalan. Agus pun sudah pernah berkunjung ke rumah Bambang. "Dia (Agus) ikut mengurai lalu lintas. Saya bilang, alhamdulillah nih soalnya lagi macet. Allah baik sekali," ujar Bambang.

Tak hanya ikut mengatur lalu lintas, kata Bambang, Agus kemudian mengemudikan mobil dinasnya berjalan di depan mobil yang dikemudikan Bambang. Tindakan tersebut membuat mobil Bambang dapat melintas tanpa menemui kemacetan. Mereka pun sampai di sekolah Yattaqi, SD Nurul Fiqri, di Jalan Tugu Raya, Cimanggis, dengan tepat waktu.

"Saya bilang, waduh betul-betul luar biasa hari ini. Jarang-jarang saya mendapat keistimewaan saat kemacetan, terus diurai, dan kita yang sedang kena macet bisa cepat sampai di sekolah anak saya di Nurul Fikri persis jam 07.00," tutur Bambang.

Bambang mulai merasa ada kejanggalan setelah hendak beranjak dari sekolah anaknya. Ketika itu, ia melihat mobil Agus kembali berada di depan mobilnya dan mengawalnya sampai sekitar 50 meter dari SD Nurul Fiqri. Setelah itu, Agus menghampiri mobil Bambang seraya memintanya untuk menepi. Setelah Bambang menepi dan mematikan mobilnya, salah seorang polisi keluar dari mobil Agus untuk menghampiri Bambang.

"Begitu berhenti mobil, ada keluar anggota Bareskrim yang bernama AKBP Denny menyerahkan dua surat, surat penangkapan dan penggeledahan," ungkap Bambang.

Bambang enggan mempersalahkan Agus karena ia yakin saat itu Agus tengah berada dalam posisi sulit. "Dari wajah Pak Kapolsek saya bisa lihat beliau dalam posisi yang dilematis," kata Bambang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

Megapolitan
Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Megapolitan
Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com