Penertiban terkait rencana kelanjutan pembangunan Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (Tol Becakayu).
Meski rencana penertiban akan dilakukan besok, ada bangunan milik warga yang akan terdampak proyek pembangunan tol ini, tetapi belum mendapat ganti rugi. Warga belum mau melaksanakan pembongkaran sampai pemerintah membayar uang ganti rugi mereka.
Salah satunya yakni Jeje Zainul (34), warga RT 05 RW 11, Cipinang Melayu, Makasar, Jakarta Timur. Jeje mengatakan, rumah miliknya tersebut belum akan dibongkar lantaran belum mendapat ganti rugi.
"Kemarin rapat di kecamatan, katanya ganti rugi akan dilakukan tahun ini. Cuma saya belum tahu pastinya kapan," ujar Jeje kepada Kompas.com, di depan rumahnya tersebut, Selasa (3/2/2015).
Menurut Jeje, sebagian bangunan yang sudah dibongkar saat ini merupakan milik warga yang telah mendapatkan ganti rugi atau sudah dibebaskan lahannya oleh pemerintah sejak lama.
"Jadi yang dibongkar itu yang sudah pernah dibayar. Tahun 2007 itu ada pembayaran dari pemerintah, tapi saya belum dibayar ganti rugi," ujar Jeje.
Jeje menyebutkan, di deretan tempat tinggalnya ada 10 bangunan yang belum mendapat ganti rugi oleh pemerintah. Jeje mengaku, selama ganti rugi belum diberikan, ia akan mempertahankan tempat tinggalnya. "Sudah pasti bertahan, mau enggak mau perlawanan," ujarnya.
Mulyadi alias Adi (35), warga RT 02 RW 10 Cipinang Melayu, yang juga tempat tinggalnya terdampak pembangunan Tol Becakayu mengaku belum akan membongkar tempat tinggalnya.
Adi mengaku belum menerima ganti rugi dari pemerintah terkait rencana ini. Ia berharap, pemerintah segera merealisasikan mengenai ganti rugi terhadapnya.
Baik Jeje maupun Adi mengaku memiliki surat resmi dan sertifikat untuk lahan tempat tinggal mereka. "Kalau dari saya pribadi, mau ada kepastiannya. Mau dibayarnya kapan, jadinya apa enggak proyek ini," ujar Adi.
Sebab, sejak dulu, warga kerap mendapat informasi yang simpang siur. Sudah sering warga mendengar wilayah itu akan dibangun tol, tetapi tak kunjung jadi.
"Sebenarnya ini sudah cukup lama, dari tahun 1997, sudah belasan tahunlah. Memang ini kita tahu mau buat program jalan layang, cuma sering ditunda," ujar Adi.
Sebelumnya, pembangunan Tol Becakayu mulai dilanjutkan. Pada Oktober 2014, Kementerian Pekerjaan Umum kembali melaksanakan peletakan batu pertama untuk melanjutkan pembangunan tol tersebut.
Berdasarkan informasi dari situs resmi Kementerian PU, Tol Becakayu akan dibangun sepanjang 21 kilometer. Pembangunan tol itu terdiri atas dua seksi, yaitu Seksi Kasablanka-Jaka Sampurna sepanjang 11 kilometer dan Seksi Jaka Sampurna-Duren Jaya sepanjang 10,04 kilometer.
Sejak 1997, pembangunan jalan Tol Becakayu itu dirancang untuk mengurai kemacetan di Jalan Raya Kalimalang yang terjadi setiap hari.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.