Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

DKI Wacanakan Pembayaran Meteran Parkir Melalui "Smartphone"

Kompas.com - 06/02/2015, 20:24 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Unit Pengelola (UP) Perparkiran Dinas Perhubungan DKI Jakarta Sunardi Sinaga berencana untuk menerapkan pembayaran tarif parkir meter dengan menggunakan smartphone. Langkah ini dilakukan di samping pembayaran melalui tap uang elektronik (e-money). 

"Rencananya dalam waktu dekat, pembayarannya bisa juga lewat handphone. Yang pasti PT Telkomsel sudah menyatakan siap untuk mem-back-up rencana ini," kata Sunardi, Jumat (6/2/2015). 

Kendati demikian, ia belum bisa menjelaskan detail bagaimana mekanisme pembayaran tarif parkir melalui smartphone. Hanya saja, menurut dia, nantinya Telkomsel akan menyediakan chip untuk dipasang di bagian belakang handphone.

Nantinya warga dapat menempelkan chip itu ke alat meteran parkir. Chip itu berisi saldo dan tarif parkir tidak dipotong dari pulsa yang dimiliki. "Nanti mereka (PT Telkomsel) memproduksi chip-nya untuk pasang di HP. Tetapi kami lagi membahas bersama, mungkin dua pekan lagi (uji coba)," kata Sunardi. 

Sementara itu, hingga saat ini pengguna motor masih bisa membayar tarif parkir di Jalan Agus Salim dengan menggunakan koin. Sunardi mengaku memperpanjang waktu perizinan pembayaran koin itu seiring dengan minimnya antusiasme warga membayar parkir dengan uang elektronik.

Lebih lanjut, ia kembali mengklaim pendapatan daerah dari meteran parkir mencapai Rp 10 juta tiap harinya. Sebanyak 60 persen atau sebesar Rp 6 juta pendapatan berasal dari pembayaran uang elektronik.

Sementara sisanya sebesar Rp 4 juta, merupakan pendapatan dari koin. Setelah evaluasi pembayaran uang elektronik meteran parkir di Jalan Agus Salim (Sabang) selesai, Dishub DKI bakal menerapkannya di Jalan Boulevard, Kelapa Gading, Jakarta Utara.

"Sistem pembayaran tarif parkir di sana sudah pakai e-money, tidak ada koin lagi. Selanjutnya, kami akan pasang di Jalan Falatehan. Kemudian lanjut ke masing-masing titik perwakilan di lima wilayah hingga target dua-tiga tahun mendatang 400 parkir on street memakai sistem parkir elektronik," ujar Sunardi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com