Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok Ancam Usir Pedagang yang Jual Makanan Berbahaya

Kompas.com - 12/02/2015, 15:28 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan Badan Pengawas Obat Makanan (BPOM) menjalin kerja sama untuk mengawasi peredaran obat dan makanan yang mengandung bahan berbahaya di Ibu Kota. Basuki menyambut baik atas kerja sama ini.

Penandatanganan kerja sama dilakukan oleh Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama dan Kepala BPOM RI Roy A Sparingga.

"Ke depan, pedagang yang berdagang di pasar milik Pemprov DKI kalau tertangkap menjual barang mengandung zat kimia berbahaya akan kita usir. Dia tidak boleh berdagang di pasar kami," kata Basuki di Balaikota, Kamis (12/2/2015).

Pria yang akrab disapa Ahok itu juga menawarkan dengan BPOM untuk kerja sama perizinan. Pemprov DKI saat ini telah memiliki Badan Pelayanan Terpadu Satu Atap (BPTSP).

"Kita berharap BPOM tidak perlu taruh orang. Bapak ibu punya kantor calo di seluruh kantor lurah dan camat di Jakarta. Jadi, orang kami menjadi calo bawa berkas permohonan ke kantor BPOM sehinggga warga Jakarta tidak perlu repot. Cara ini bisa membantu kami mengurai kemacetan di Jakarta," katanya.

Sementara itu, Roy A Sparingga mengatakan, Kota Jakarta sangat penting karena sebagai barometer dan miniatur Indonesia. "Jakarta adalah simpul peredaran obat dan makanan ilegal baik yang masuk maupun yang keluar ke daerah lain. Kami sering menemukan dari hasil pengawasan di luar. Setelah kami telusuri, ada di Jakarta," ujar Roy.

Ia mengatakan, kewenangan BPOM sangat terbatas sehingga pihaknya tidak dapat berbuat apa pun manakala menemukan suatu usaha yang mengantongi izin dari pemerintah, tetapi menjual produk ilegal.

"Sebagai contoh, ada salah satu toko di sana banyak produk ilegal, BPOM bisa menangani tetapi toko itu terus berjualan. Bahkan, hingga saat ini, BPOM masih menunggu keputusan pengadilan. Ya seperti begitu terus. Jadi, tidak memecahkan masalah, tidak ada efek jera," katanya.

BPOM, lanjut Roy, memiliki sejumlah catatan yang salah satu mengemuka soal pangan jajanan anak sekolah yang banyak mengandung zat kimia berbahaya.

"Selama lima tahun berjalan, BPOM terus mengintervensi dan sudah ada penurunan. Namun, belum bisa menangani masalah yang mendasar. Penyalahgunaan bahan berbahaya masih saja terjadi walaupun sudah ditekan. Kalau dilonggarkan, terus naik lagi. Maka, inilah saatnya kita harus hentikan karena menyangkut anak bangsa. Kita bisa hentikan dari Jakarta untuk memberikan contoh untuk daerah lain," tuturnya.

Roy menegaskan, perlu ada inovasi baru dan pihaknya siap melakukan terobosan tersebut dalam pengawasan peredaran produk yang mengandung bahan berbahaya. "Memang sudah ada lima pasar di Ibu Kota yang menjadi model, tetapi belum sepenuhnya karena ada masalah mendasar, bagaimana kita memberdayakan komunitas di pasar serta sekolah. Kita ajak masyarakat bergerak membantu," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com