Dengan demikian, lanjut dia, pemerintah dapat mengetahui warga mana saja yang mendapat subsidi jatah beras.
"Kami sudah minta kalau ada operasi pasar, mereka (warga) harus beli beras dengan kartu ATM. Kami tidak ingin nanti warga yang beli beras di operasi pasar itu enggak ketahuan siapa, tadi di rapim, saya sudah pesankan," kata Basuki, di Balai Kota, Senin (23/2/2015).
Apabila tidak menggunakan sistem non-tunai, Basuki menduga beras-beras murah itu ditimbun oleh para agen untuk dijual kembali.
Basuki menduga, beras murah yang tersalurkan ke warga kurang mampu hanya 10 persen. Sementara itu, 90 persen beras murah sisanya akan masuk gudang para agen.
Jadi, lanjut dia, beras-beras yang akan dijual di warung kelontong maupun koperasi pasar tetap harus dibeli dengan kartu ATM. "Nanti dari bank akan keluar cashless bank system dan bisa mengetahui siapa saja yang beli beras ini," kata Basuki.
Pria yang akrab disapa Ahok itu mengaku tidak ingin mencurigai adanya permainan jual beli beras murah ini. Hanya, jika ada pihak yang menolak sistem pembelian beras non-tunai, itu berarti ada permainan.
Kemudian, kapan rencana Basuki ini akan diterapkan? Apa hal itu berarti tidak boleh ada operasi pasar sebelum sistem non-tunai ini sempurna?
"Rata-rata orang punya rekening bank kan? Nanti bank tinggal disuruh pasang EDC (alat gesek atau tap e-money). Saya sih sudah minta minggu ini (Dinas UKM) lakukan. Kalau mereka menolak sistem pembelian (beras) dengan ATM, berarti saya curiga ada permainan," kata Basuki.
Sementara itu, Kepala Dinas Usaha Mikro Kecil Menengah dan Perdagangan DKI Joko Kundaryo mengatakan, harga beras di Jakarta sedang mahal. Saat ini harga jual beras jenis medium di Jakarta mencapai Rp 12.000 per kilogram.
Sementara itu, harga beras premium bisa di atas Rp 15.000. Tak hanya semakin mahal, beras juga sulit ditemukan di pasaran. Kelangkaan beras di Jakarta terjadi karena kurangnya pasokan beras dari daerah penghasil beras.
Saat ini, suplai beras hanya 1.000 ton, sementara suplai normalnya 2.500 ton tiap harinya. Pemprov DKI Jakarta, lanjut dia, masih memiliki persediaan beras hingga enam bulan ke depan.
Namun, persediaan beras akan disalurkan dalam beberapa hari ke depan dalam bentuk operasi pasar. "Kami sedang mendata jumlah kecamatan dan kelurahan, mana saja yang membutuhkan," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.