Kedatangannya kali ini mengundang rasa penasaran. Pasalnya, Yuddy sempat menyampaikan pandangan yang berbeda mengenai kebijakan tunjangan kinerja daerah (TKD) dinamis yang dijalankan Basuki. Yuddy berkelit bahwa ia hanya ingin menjenguk sahabatnya, Basuki.
"Saya mau menjenguk sahabat saya untuk memastikan beliau tetap fit untuk pimpin DKI (Jakarta)," kata Yuddy.
Ia terus melangkahkan kakinya masuk ke dalam ruang tamu Gubernur. Kedatangan Yuddy kali ini tidak terjadwal dalam agenda resmi yang di-publish Pemprov DKI. Pada jam ini, Basuki hanya dijadwalkan menerima kunjungan Gubernur Sulawesi Tenggara Nur Alam.
"Isunya bukan soal TKD. Ini ketemu saja belum, kok sudah mau konferensi pers," kata politisi Partai Hanura itu sambil masuk ke dalam Balai Kota.
Yuddy pernah menyambangi Basuki pada 3 November 2014 dan 3 Februari 2015. Pada pertemuan kedua, secara khusus, Yuddy menyambangi Balai Kota DKI untuk bertemu dengan Basuki dan menyatakan kekagumannya terhadap penerapan TKD dinamis. Bahkan, saat itu Yuddy mengatakan, Pemprov DKI bakal menjadi role model bagi provinsi lainnya untuk melakukan penghematan anggaran dengan penerapan TKD dinamis.
Namun, sikap Yuddy kini berbanding terbalik. Hanya berselang satu pekan kemudian, Yuddy melayangkan surat teguran kepada Pemprov DKI. Di dalamnya disebutkan penerapan TKD dinamis dapat menimbulkan kecemburuan bagi PNS di provinsi lainnya. Selain itu, Yuddy juga beranggapan penghasilan yang diterima PNS DKI tidak boleh melebihi gaji para pegawai di kementerian dan lembaga lainnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.