Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meraup Untung dengan Berjualan Kaus "Haji Lulung"

Kompas.com - 15/03/2015, 12:57 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Redi (45), salah seorang warga asal Kedoya, Jakarta Barat, menjajakan kaus bertema Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Abraham Lunggana alias Haji Lulung, di kawasan Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta Pusat, Minggu (15/3/2015).

Ia menjajakan barang dagangannya itu bertepatan dengan kegiatan rutin hari bebas kendaraan bermotor atau yang dikenal dengan car free day.

Redi mengaku membawa sekitar 400 kaus, yang terdiri dari 200 kaus berwarna hitam dan 200 berwarna putih. Kaus hitam dibanderol dengan harga Rp 98.000 per helai, sedangkan kaus putih Rp 75.000. [Baca: "Anggota DPRD Lain Mana Ada yang Seberani Haji Lulung?"]

Pantauan Kompas.com, kaus Haji Lulung yang dijual Redi memang menarik perhatian warga sekitar. Tak lama setelah ia membuka lapaknya, terlihat beberapa warga yang langsung mengerumuni lapak yang berlokasi di sekitar depan Hotel Grand Hyatt itu.

Redi terlihat mulai membuka lapak dagangannya sekitar pukul 07.15. Tak sampai dua jam, yakni sekitar pukul 08.55, ia sudah terlihat membereskan lapaknya itu.

Berdasarkan pengamatan saat berlangsungnya proses jual beli, Redi tampak enggan melepas barang dagangannya kepada pembeli yang melakukan penawaran, termasuk kepada pembeli yang mengambil kaus lebih dari satu.

Saat ditanya keuntungan yang diperoleh maupun ongkos produksi yang telah dikeluarkannya, Redi mengaku belum melakukan kalkulasi. Sedangkan untuk biaya produksi, ia mengaku lupa.

Namun, ia sempat berujar bahwa berdagang bukanlah profesi kesehariannya. Sebab, ia mengaku bekerja sebagai karyawan. [Baca: Aksi Tanda Tangan Ahok vs Jualan Kaus Haji Lulung]

Menurut Redi, ia berjualan kaus bila hanya ada momen tertentu. "Biasa saya jualan kalau ada pasar malam. Kalau yang sekarang kan memang (pemberitaaan Haji Lulung) lagi rame," ujar dia.

Untuk kegiatan produksi kaus, Redi mengaku memesan ke salah satu jasa konveksi yang berlokasi tak jauh dari sekitar rumahnya. "Produk rumah tangga," ucapnya.

Berdasarkan pengamatan, bahan kaus yang dijual oleh Redi memang tidak tergolong bagus. Sablonnya kemungkinan besar juga tidak menggunakan kualitas kelas satu.

Bila mengacu pada pengakuan Redi yang membawa 400 kaus, ditambah dengan keengganannya melepas kepada pembeli yang melakukan penawaran, maka omzet yang didapat Redi adalah sekitar Rp 34,6 juta.  Dari kaus warna hitam ia mengantongi Rp 19,6 juta, sementara kaus warnah putih Rp 15 juta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pungli di Masjid Istiqlal Patok Tarif Rp 150.000, Polisi: Video Lama, Pelaku Sudah Ditangkap

Pungli di Masjid Istiqlal Patok Tarif Rp 150.000, Polisi: Video Lama, Pelaku Sudah Ditangkap

Megapolitan
Orangtua Korban Tragedi 1998 Masih Menunggu Anak-anak Pulang Sekolah...

Orangtua Korban Tragedi 1998 Masih Menunggu Anak-anak Pulang Sekolah...

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, Senin 13 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, Senin 13 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
Peringati Tragedi Mei 1998, Peserta 'Napak Reformasi' Khusyuk Doa Bersama dan Tabur Bunga

Peringati Tragedi Mei 1998, Peserta "Napak Reformasi" Khusyuk Doa Bersama dan Tabur Bunga

Megapolitan
Diduga Bakal Tawuran, 33 Remaja yang Berkumpul di Setu Tangsel Dibawa ke Kantor Polisi

Diduga Bakal Tawuran, 33 Remaja yang Berkumpul di Setu Tangsel Dibawa ke Kantor Polisi

Megapolitan
Rute KA Dharmawangsa, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Dharmawangsa, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Menyusuri Jalan yang Dilalui Para Korban Tragedi 12 Mei 1998...

Menyusuri Jalan yang Dilalui Para Korban Tragedi 12 Mei 1998...

Megapolitan
Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Megapolitan
Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Megapolitan
Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Megapolitan
Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Megapolitan
3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

Megapolitan
Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Megapolitan
Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Megapolitan
Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com