Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hangatnya Telekonferensi Ahok-Mendagri dengan Warga

Kompas.com - 14/04/2015, 11:53 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Ada yang berbeda dari pelaksanaan musyawarah perencanaan pembangunan (musrenbang) tahun ini dengan tahun-tahun sebelumnya. Pada musrenbang tingkat provinsi tahun ini, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama dan Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo melakukan telekonferensi dengan warga Kelurahan Paseban, Senen, Jakarta Pusat, dan Kelurahan Kramat Pela, Mampang, Jakarta Selatan.

Basuki yang datang terlambat di musrenbang langsung mengajak Tjahjo untuk berbincang dengan warga. 

"Selamat pagi Bapak-bapak dari Paseban. Ini saya lagi bareng Mendagri. Kami harap dengan Mendagri, program-program yang diusulkan di musrenbang kelurahan tidak hilang lagi seperti tahun lalu dengan sistem e-musrenbang. Kami akan susun program itu di dalam smart city. Apa saja program yang diusulkan, proses, semuanya dikawal, jangan sampai program harapan warga ini hilang. Tahun ini atau tahun depan, kami akan terus menggunakan sistem e-budgeting dan e-musrenbang," kata Basuki membuka telekonferensi dengan warga Paseban, di Balai Agung, Balai Kota, Selasa (14/4/2015).

Seusai Basuki membuka telekonferensi, Tjahjo menyampaikan pentingnya membangun komunikasi dari sebuah wilayah terkecil hingga di tingkat provinsi sehingga program yang terlaksana pun sesuai harapan warga.

Perwakilan RW 06 Kelurahan Paseban pun menanggapi dengan pernyataan Basuki dan Tjahjo. Menurut dia, musrenbang tingkat kelurahan berjalan lancar. Warga RW 06 Paseban tinggal menunggu realisasi program unggulan pada tahun 2016.

Kemudian, Tjahjo kembali bertanya kepada warga.

"Bagaimana persediaan air bersih di sana?" tanya Tjahjo.

"Air bersih enggak ada masalah, Pak. Masalahnya banjir, dari tahun ke tahun kami selalu kebanjiran. Anggaran di tingkat kelurahan dan kecamatan tidak pernah cukup, harus dari Pemprov DKI," kata perwakilan RW 06 itu.

Tjahjo kemudian mengimbau warga untuk melakukan gotong royong membersihkan gorong-gorong dan saluran air tiap akhir pekan. Dia juga mengimbau Basuki untuk terus memberi perhatian khusus pada penyelesaian banjir di kampung-kampung. Yang terpenting, lanjut dia, adalah komunikasi RT, RW, lurah, camat, hingga wali kota maupun SKPD DKI.

"Sekarang saya mau ngomong sama pak lurahnya," kata Tjahjo.

Kepada Tjahjo, Lurah Paseban Agus Muharam mengatakan, pihaknya telah menampung aspirasi kebutuhan warganya untuk diusulkan ke dalam musrenbang kelurahan hingga tingkat provinsi. Ia berharap usulan program ini tidak lagi hilang seperti sebelumnya.

Adapun beberapa program yang diusulkan dalam musrenbang APBD 2016 adalah perbaikan jalan berlubang dengan pembangunan sheetpile (dinding turap) Kali Sentiong. Karena pembangunan sheetpile sempat terputus di tengah jalan, RW 06 dan RW 08 Paseban selalu terendam banjir kala hujan. 

Basuki kemudian bertanya pada perwakilan warga dari Kelurahan Kramat Pela yang sudah menunggu.

"Ayo Pak dari Kelurahan Kramat Pela. Sampaikan saja semua yang dibutuhkan atau hambatan-hambatannya selama ini," kata Basuki kepada warga.

"Mohon izin, Pak. Untuk Kramat Pela, ini banjir di RW 02, 08, 09, dan 10 ini selalu banjir karena Kali Grogol-nya tidak dinormalisasi. Mohon Pak Gubernur untuk menindaklanjuti normalisasi Kali Grogol karena kuncinya di sana. Kami juga ingin penambahan ruang terbuka hijau (RTH) dan taman interaktif masyarakat," kata seorang perwakilan warga Kelurahan Kramat Pela. 

Mendengar keluhan itu, Basuki tertawa. Ia terkejut mengetahui masih banyaknya RW yang terendam banjir.

"Tahun ini Dinas Tata Air akan melakukan pembebasan tanah normalisasi Kali Grogol. Pokoknya kami harap kelurahan kawal selalu Jakarta, kalau ada warga mau jual lahan, laporkan ke dinas terkait dan kami memang butuh banyak lahan untuk bangun rusun. Rusun itu akan kami gunakan untuk pindahkan warga yang terkena dampak normalisasi," kata Basuki.

"Siap, terima kasih banyak, Pak. Ini yang kami tunggu-tunggu. Semoga terealisasi," kata warga Kramat Pela sambil melambaikan tangan mereka ke arah kamera dan menunjuk Basuki serta Tjahjo.

Basuki dan Tjahjo pun membalas lambaian tangan mereka ke arah kamera.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pungli di Masjid Istiqlal Patok Tarif Rp 150.000, Polisi: Video Lama, Pelaku Sudah Ditangkap

Pungli di Masjid Istiqlal Patok Tarif Rp 150.000, Polisi: Video Lama, Pelaku Sudah Ditangkap

Megapolitan
Orangtua Korban Tragedi 1998 Masih Menunggu Anak-anak Pulang Sekolah...

Orangtua Korban Tragedi 1998 Masih Menunggu Anak-anak Pulang Sekolah...

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, Senin 13 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, Senin 13 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
Peringati Tragedi Mei 1998, Peserta 'Napak Reformasi' Khusyuk Doa Bersama dan Tabur Bunga

Peringati Tragedi Mei 1998, Peserta "Napak Reformasi" Khusyuk Doa Bersama dan Tabur Bunga

Megapolitan
Diduga Bakal Tawuran, 33 Remaja yang Berkumpul di Setu Tangsel Dibawa ke Kantor Polisi

Diduga Bakal Tawuran, 33 Remaja yang Berkumpul di Setu Tangsel Dibawa ke Kantor Polisi

Megapolitan
Rute KA Dharmawangsa, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Dharmawangsa, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Menyusuri Jalan yang Dilalui Para Korban Tragedi 12 Mei 1998...

Menyusuri Jalan yang Dilalui Para Korban Tragedi 12 Mei 1998...

Megapolitan
Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Megapolitan
Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Megapolitan
Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Megapolitan
Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Megapolitan
3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

Megapolitan
Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Megapolitan
Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Megapolitan
Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com