Kuasa Hukum Sebut Alex Usman Tumbal Perseteruan Ahok Vs DPRD

"Kasus ini kan imbas dari Ahok (Gubernur DKI) ribut dengan DPRD DKI Jakarta. Harus ada anak buah Ahok di lingkungan eksekutif yang jadi korban. Jadi, klien kami hanya jadi tumbal saja," ujar dia di Kompleks Mabes Polri pada Kamis (30/4/2015) siang.

Affandi menegaskan bahwa jabatan kliennya saat dugaan korupsi tersebut terjadi hanyalah sebagai Kepala Seksi Sarana dan Prasarana Pendidikan Menengah di Suku Dinas Pendidikan Jakarta Barat. Affandi menyebut, jabatan itu rendah.

"Jabatan dia itu kasie, setingkat lurah. Mana bisa beliau mengatur anggaran masuk dibahas di DPRD dan lolos. Sehebat apa sih jabatan kasie itu sampai bisa mengatur anggaran?" ujar Affandi.

Dia mengatakan, kliennya siap membuka fakta yang sebenarnya terkait pengadaan UPS tersebut kepada penyidik. Namun, saat ini sang klien tengah didera sakit pencernaan sehingga tidak dapat memenuhi panggilan penyidik.

Ia memastikan, begitu sembuh, kliennya datang ke pemeriksaan. "Klien kami belum siap diperiksa. Jika kondisi beliau sudah siap, pasti akan datang memberi keterangan yang sejelas-jelasnya, siapa yang harusnya bertanggung jawab," ucap Affandi.

Alex diduga melakukan korupsi pengadaan UPS saat menjabat sebagai pejabat pembuat komitmen (PPK) pengadaan UPS Suku Dinas Pendidikan Menengah Jakarta Barat.

Selain Alex, rekannya bernama Zaenal Soleman juga ditetapkan sebagai tersangka. Zaenal diduga bersama-sama melakukan korupsi ketika menjadi PPK pengadaan UPS Suku Dinas Pendidikan Menengah Jakarta Pusat.

Keduanya dikenakan Pasal 2 dan Pasal 3 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi juncto Pasal 55 ayat (1) ke satu KUHP.

Penyidik telah tiga kali memanggil Alex. Namun, ketiga panggilan tersebut tidak dapat dipenuhi Alex lantaran alasan kesehatan. Terakhir, Alex dijadwalkan diperiksa Kamis ini. Namun, dia tidak hadir.