Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok: Kamu Kira APTB Tidak Kurang Ajar?

Kompas.com - 06/05/2015, 21:56 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama geram melihat banyaknya bus angkutan perbatasan terintegrasi bus transjakarta (APTB) yang kerap berhenti sembarangan (mengetem) atau menaikturunkan penumpang di sembarang tempat. Hal ini menyebabkan kemacetan di Ibu Kota.

Oleh karena itu, Basuki ingin mengubah sistem pembayaran dengan rupiah per kilometer.  "Kamu kira APTB itu tidak kurang ajar? Mereka di lampu merah berhenti, naik turunin orang sembarangan, lagi macet bisa keluar (jalur transjakarta) seenaknya. Sekarang juga mengetem loh APTB. Dia malah lebih gila, mengetem, menghambat busway (bus transjakarta) kita," kata pria yang akrab disapa Ahok itu di Balai Kota, Rabu (6/5/2015). 

Untuk memperbaiki kebiasaan itu, Basuki meminta operator APTB bergabung dengan PT Transjakarta. Jika operator APTB tidak mau bergabung, Basuki mengaku tidak mengkhawatirkan hal tersebut.

Ia berjanji Pemprov DKI akan terus menambah unit bus transjakarta. Selain itu, kopaja dan kopami juga telah bersedia bergabung di bawah manajemen PT Transjakarta sehingga bus yang dimiliki DKI akan semakin banyak.

"Jadi, kopaja dan kopami sudah mau terintegrasi dengan sistem rupiah per kilometer. Jadi, kalau APTB tidak mau (bergabung dengan PT Transjakarta) ya sudah, kami gantikan dengan kopaja dan kopami, tetapi yang busnya lebih besar," kata Basuki.

Dia mengatakan, daripada menggunakan sistem setoran, lebih baik APTB menggunakan sistem pembayaran rupiah per kilometer. Ada atau tidak ada penumpang, mereka tetap akan dibayar sesuai jarak kilometer yang ditempuh.

Besaran rupiah per kilometer ini masih akan dilelang dan rampung akhir Mei ini.

"Sekarang kan operator-operator transjakarta sudah dibayar sistem rupiah per kilometer. Jadi, kalau jenis mobil kamu mewah, ya ada hitungannya sendiri lagi," kata Basuki.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Kampus

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Kampus

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Megapolitan
Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Megapolitan
Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Megapolitan
Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Megapolitan
BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com