Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dibawa ke Indonesia, 33 WNA yang Digerebek Dijanjikan Jadi Pelayan Restoran

Kompas.com - 07/05/2015, 13:59 WIB
Unoviana Kartika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Tiga puluh tiga warga negara Tiongkok diringkus aparat Subdirektorat Kejahatan dan Kekerasan (Jatanras) Ditreskrimum Polda Metro Jaya di sebuah rumah di Jalan Kenangan, Cilandak Timur, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Rabu (6/5/2015).

Berdasarkan hasil pemeriksaan, mereka dibawa ke Indonesia dari negaranya dengan janji dipekerjakan sebagai pelayan restoran dan hotel. Namun, mereka justru dipekerjakan sebagai petugas call center pemerasan.

Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya Ajun Komisaris Besar Herry Heryawan mengatakan, mereka dijanjikan oleh orang yang menjadi petinggi sindikat penipuan tersebut.

Mereka yang kebanyakan berasal dari keluarga miskin dan tidak memiliki pekerjaan akhirnya menyetujuinya. [Baca: 33 WNA Kabur ke Indonesia untuk Jadi Pemeras Koruptor]

"Namun sesampainya di Indonesia, paspor mereka malah ditahan dan mereka dipaksa masuk ke rumah," kata Herry, Kamis (7/5/2015) di lokasi penggerebekan Jalan Kenangan, Cilandak Timur, Pasar Minggu, Jakarta Selatan.

Herry mengatakan, mereka sudah satu tahun berada di rumah itu. Tiap bulan, mereka mengaku mendapatkan gaji Rp 6 juta per bulannya.

Sindikat penipuan itu membangun server di rumah lantai dua tersebut. Dengan begitu, mereka bisa terhubung dengan server di Tiongkok yang bisa mendata pemilik-pemilik rekening gendut.

Sementara 33 WN Tiongkok yang terdiri dari 14 perempuan dan 19 pria itu kemudian berhubungan lewat telepon dengan komplotannya di Tiongkok yang bertugas memverifikasi data kasus korupsi di sana.

Mereka kemudian memerasnya lewat telepon. Setiap hari, kata Herry, 33 WN Tiongkok itu ditugaskan menerima telepon dan menelepon sindikat penipuan tersebut.

Mereka juga harus berhubungan dengan korban penipuan yang menjadi target mereka. Target mereka merupakan koruptor mulai dari pejabat hingga pengusaha.

Mereka diancam untuk memberikan sejumlah dana tertentu kepada sindikat penipuan itu. Saat ini, kepolisian masih mengejar otak dari sindikat penipuan tersebut. Sindikat itu diduga kuat terdiri dari warga negara Indonesia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sosok Taruna STIP yang Meninggal Dianiaya Senior, Dikenal Mudah Berteman dan Bisa Diandalkan

Sosok Taruna STIP yang Meninggal Dianiaya Senior, Dikenal Mudah Berteman dan Bisa Diandalkan

Megapolitan
Taruna Tingkat Satu STIP Disebut Wajib Panggil Kakak Tingkat dengan Sebutan “Nior”

Taruna Tingkat Satu STIP Disebut Wajib Panggil Kakak Tingkat dengan Sebutan “Nior”

Megapolitan
Pengakuan Eks Taruna STIP, Difitnah dan Dipukul Senior sampai Kancing Seragam Pecah

Pengakuan Eks Taruna STIP, Difitnah dan Dipukul Senior sampai Kancing Seragam Pecah

Megapolitan
Tanggapi Permintaan Maaf Pendeta Gilbert ke MUI, Ketum PITI Tetap Berkeberatan

Tanggapi Permintaan Maaf Pendeta Gilbert ke MUI, Ketum PITI Tetap Berkeberatan

Megapolitan
Cerita Eks Taruna STIP: Lika-liku Perpeloncoan Tingkat Satu yang Harus Siap Terima Pukulan dan Sabetan Senior

Cerita Eks Taruna STIP: Lika-liku Perpeloncoan Tingkat Satu yang Harus Siap Terima Pukulan dan Sabetan Senior

Megapolitan
Bacok Pemilik Warung Madura di Cipayung, Pelaku Sembunyikan Golok di Jaketnya

Bacok Pemilik Warung Madura di Cipayung, Pelaku Sembunyikan Golok di Jaketnya

Megapolitan
Pura-pura Beli Es Batu, Seorang Pria Rampok Warung Madura dan Bacok Pemiliknya

Pura-pura Beli Es Batu, Seorang Pria Rampok Warung Madura dan Bacok Pemiliknya

Megapolitan
Tak Ada yang Janggal dari Berubahnya Pelat Mobil Dinas Polda Jabar Jadi Pelat Putih...

Tak Ada yang Janggal dari Berubahnya Pelat Mobil Dinas Polda Jabar Jadi Pelat Putih...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Dinas Polda Jabar Sebabkan Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ | Apesnya Si Kribo Usai 'Diviralkan' Pemilik Warteg

[POPULER JABODETABEK] Mobil Dinas Polda Jabar Sebabkan Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ | Apesnya Si Kribo Usai "Diviralkan" Pemilik Warteg

Megapolitan
Cara Naik Bus City Tour Transjakarta dan Harga Tiketnya

Cara Naik Bus City Tour Transjakarta dan Harga Tiketnya

Megapolitan
Diperiksa Polisi, Ketum PITI Serahkan Video Dugaan Penistaan Agama oleh Pendeta Gilbert

Diperiksa Polisi, Ketum PITI Serahkan Video Dugaan Penistaan Agama oleh Pendeta Gilbert

Megapolitan
Minta Diskusi Baik-baik, Ketua RW di Kalideres Harap SK Pemecatannya Dibatalkan

Minta Diskusi Baik-baik, Ketua RW di Kalideres Harap SK Pemecatannya Dibatalkan

Megapolitan
Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com