"Lebih bagus dari parpol. Kalau calon dari partai kan pertanggungjawabannya jelas. Artinya, calon-calon dari partai diusung dari partainya, pertanggungjawaban jauh lebih jelas. Daripada perseorangan kan," ujar Gembong di gedung DPRD DKI, Jumat (8/5/2015).
Gembong mengatakan partai memiliki tanggung jawab moral kepada masyarakat. Sehingga, ketika partai menyodorkan calon tertentu ke tengah-tengah masyarakat, partailah yang akan mempertanggungjawabkan kredibilitas calon tersebut.
Selain itu, kata Gembong, survei tersebut secara tidak langsung memposisikan Basuki Tjahaja Purnama, Gubernur DKI saat ini, sebagai calon independen tersebut. [Baca: Kecewa terhadap Parpol, Publik Jakarta Ingin Pilih Cagub dari Independen]
Dia meminta untuk tidak mengkhususkan survei tersebut kepada Basuki seorang. Apabila calon independen yang dimaksud bukanlah Basuki, bisa saja hasil survei tidak berakhir demikian.
Akan tetapi, kata Gembong, hasil survei tersebut akan dijadikan motivasi bagi PDI Perjuangan. Sebagai partai pemenang di pemilihan legislatif DKI, PDIP akan semakin bersemangat menghasilkan calon pemimpin yang berkualitas.
Gembong mengatakan calon dari PDIP tidak akan kalah dengan calon independen yang katanya lebih baik. [Baca: Masyarakat Sarankan Ahok Maju Pilkada DKI lewat Jalur Independen]
"Siapapun yang disodorkan oleh PDIP berarti mereka sudah melalui seleksi yang sangat ketat, yang hasilnya Insya Allah bisa diterima masyarakat. Jadi seleksinya sudah cukup panjang dan mendalam di partai ini," ujar Gembong.
Sebelumnya, warga DKI dinilai cukup antusias jika ada calon gubernur di Pilkada DKI 2017 nanti lewat jalur independen.
Tak tanggung-tanggung, warga yang bersedia memilih cagub dari jalur independen lebih dari 50 persen. Dari survei yang dilakukan Cyrus Network, sebanyak 51 persen warga DKI bersedia memilih calon gubernur dari jalur independen.
Sisanya 36,3 persen tidak bersedia dan 12,7 persen tidak menjawab. Besarnya jumlah warga yang bersedia memilih cagub dari jalur independen mencerminkan besarnya kekecewaan masyarakat terhadap partai politik. Mereka menjadi lebih skeptis dan tidak percaya oleh partai politik.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.