Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Anak Telantar, Pengasuhan Akan Dialihkan

Kompas.com - 18/05/2015, 16:51 WIB
JAKARTA, KOMPAS — Pasangan UP dan NS positif mengonsumsi narkoba serta menelantarkan kelima anak mereka. Akibatnya, kemungkinan kuat pengasuhan anak pasangan tersebut akan dialihkan demi keamanan dan kenyamanan AD (8) dan keempat saudarinya.

Kepala Subdit Kekerasan Anak dan Wanita Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Ajun Komisaris Besar Didi Hayamansyah menyatakan, UP dan NS positif menggunakan narkoba, khususnya sabu.

"Untuk kasus anaknya masih menunggu visum dan untuk narkoba ditangani oleh Direktorat Reserse Narkoba," kata Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Martinus Sitompul, Minggu (17/5).

Direktorat Reserse Narkoba kini mendalami kasus narkoba terkait kasus penelantaran anak tersebut dan memburu pemasok sabu ke pasangan ini.

Sebelumnya AD dan empat saudarinya, yaitu kembar C dan L (10), A (5), serta D (4), terpaksa dievakuasi dari rumah mereka di perumahan Citra Grand, Cibubur, Bekasi, Jawa Barat, Kamis (14/5). Kelima bocah itu diduga ditelantarkan oleh orangtuanya sendiri, UP, yang juga dosen di sebuah perguruan tinggi, dan istrinya, NS. AD bahkan selama sebulan terakhir terpaksa tidur di pos satpam.

Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyerahkan proses hukum kasus ini kepada polisi. KPAI juga berinisiatif mengambil langkah untuk memastikan kelangsungan hidup kelima anak itu terjamin aman dan nyaman. KPAI kini tengah melaksanakan uji kelayakan terhadap keluarga korban penelantaran anak. Uji kelayakan dilakukan untuk mengukur kompetensi keluarga, baik personal maupun sosial, dalam mengasuh AD dan empat saudarinya.

Ketua KPAI Asrorun Niam Sholeh menuturkan, pengasuhan anak yang terbaik berada di lingkungan keluarga. "Jika setelah proses pengujian orangtua dinyatakan tidak lagi memiliki kompetensi, pengasuhan anak akan dialihkan kepada keluarga lain," katanya, kemarin.

Asrorun menuturkan, keluarga korban, yakni nenek, kakek, paman, dan bibi, sudah datang ke kantor KPAI untuk mengikuti uji kelayakan. Namun, KPAI belum bisa mengumumkan hasilnya karena proses pengujian dan pendalaman hasil masih dilakukan.

Saat ini kelima anak itu tinggal di rumah aman, sebagai bagian proses rehabilitasi anak dari trauma, mulai dari rehabilitasi fisik, mental, hingga sosial.

Sekretaris Jenderal KPAI Erlinda menambahkan, sejumlah lingkungan yang menjadi pilihan untuk pemulihan trauma bagi kelima bocah itu di antaranya lembaga atau panti milik pemerintah, lembaga yang ditunjuk, atau pada lingkungan keluarga dekat, seperti paman, tante, atau kakek-nenek.

Dampak narkoba

Slamet Pribadi dari Humas Badan Narkotika Nasional mengungkapkan, ada serangkaian dampak ikutan narkoba pada pengguna, mulai dari kecelakaan lalu lintas hingga tindakan kriminal pencurian. Selain itu, narkoba juga bisa menyebabkan gangguan kejiwaan pengguna, seperti paranoid, disorientasi, hingga skizofrenia.

Slamet mengungkapkan, dampak terparah dari penggunaan narkoba adalah penggunanya tak lagi mampu bertanggung jawab terhadap pekerjaan. Terlebih pada orangtua yang menjadi pencandu narkoba akan menghadapi kesulitan mengurus anaknya.

"Para pencandu ini akan menjadi kesulitan membedakan yang baik dan benar. Sebaliknya, mereka akan semakin bertindak manipulatif atau melakukan tipu-tipu pada lingkungan di sekitarnya," kata Slamet.

Berdasarkan data BNN, hingga kini diperkirakan ada 4,2 juta jiwa di Indonesia menjadi pengguna narkoba dan umumnya usia produktif. Dalam satu hari setidaknya ada 40 orang tewas akibat mengonsumsi narkoba. (RAY/DNA/MDN)

---------------

Artikel ini sebelumnya ditayangkan di harian Kompas edisi Senin, 18  Mei 2015, dengan judul "Pengasuhan Akan Dialihkan".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

Megapolitan
Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Megapolitan
Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com