Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aksi Pengendara Motor Beratribut Polisi Menuai Kritik

Kompas.com - 31/05/2015, 08:21 WIB
Tangguh Sipria Riang

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Aksi RH, pengendara sepeda motor ala polisi, ditanggapi sejumlah aktivis hari bebas kendaraan bermotor (HBKB) atau Car Free Day (CFD). Aksi kurang terpuji tersebut dianggap tidak semata-mata kesalahan RH.

"Polisi juga harus jeli. Sepertinya dia (RH) sudah cukup lama pakai atribut ala polisi. Tapi kok baru dirangkap sekarang," ujar seorang warga Koja, Jakarta Utara, Fendra (35), di Bundaran Hotel Indonesia, Minggu (31/5/2015).

Selain itu, kata Fendra, jika memang ada pembiaran dari pihak kepolisian, maka hal itu menunjukkan lemahnya pengawasan dan penertiban terhadap pengendara yang menggunakan atribut polisi.

"Iya kalau cuma untuk gagah-gagahan. Kalau disalahgunakan bagaimana? Dipakai untuk menutup jalan atau menilang kendaraan lain. Sekilas, pemotor lain tidak tahu kalau itu motor polisi asli atau bukan," kata dia.

Tak hanya RH, beberapa pengguna motor lain juga kerap menggunakan atribut polisi. Hal itu diakui aktivis CFD lainnya, Maria (24). "Banyak kok yang kayak gitu (pakai atribut polisi). Kalau dibiarkan terus, nanti makin banyak yang ikut-ikutan. Karena dianggap tidak bermasalah," tutur dia.

Sementara itu, pegiat CFD lainnya, Sindi (21), memberikan apresiasi atas tindakan polisi dalam penegakan hukum di jalanan. Menurut dia, polisi juga memiliki keterbatasan dalam mengawasi seluruh pengguna jalan. Sehingga, perlu adanya kesadaran dari pengguna jalan sendiri.

"Yang penting ada tindakan positif dan pemberian sanksi agar ada efek jera. Tapi kan polisi juga manusia, enggak mungkin awasi semua. Pengguna jalan juga harusnya mikir. Kalau mau gagah-gagahan harusnya patuh pada peraturan, bukan, belagak seperti polisi," timpal aktivis  Bike to Work tersebut.

Seperti yang diberitakan sebelumnya,  RH diamankan petugas saat tengah mengenakan pakaian dan sepeda motor beratribut polisi di jalur bus Transjakarta, Jalan Panjang, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Jumat (29/5/2015) lalu.

RH menggunakan motor gede jenis Honda ST 1300, hingga asesoris ala petugas patroli jalan raya (PJR) Polda Metro Jaya. Seperti stiker putih dan biru, lampu strobo, bahkan pelat nomor yang biasa digunakan untuk kendaraan dinas polisi.

Kepada petugas, RH mengaku sengaja mengenakan atribut polisi agar terlihat gagah. Polisi telah menyiapkan sanksi tegas kepada RH dengan jeratan pasal tentang Undang-Undang Lalu Lintas. Mulai dari pelanggaran menerobos busway hingga tak dapat menunjukkan kelengkapan surat-surat kendaraan sepeda motor yang ia gunakan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com